SuaraTani.com – Medan| Kinerja indeks bursa di Asia pada perdagangan pagi ini bergerak mendatar, tidak mengalami perubahan kinerja yang terpaut jauh dengan perdagangan sehari sebelumnya.
Tidak hanya di Asia, bursa di AS dan Eropa juga bergerak mixed dan mendatar. Pola pergerakan bursa di luar dalam 2 hari perdagangan polanya monoton.
Kondisi serupa disebutkan Analis keuangan Sumut, Gunawan Benjamin juga berpeluang dialami indeks harga saham gabungan (IHSG).
Sehingga ia tetap berpendapat bahwa IHSG sekalipun bergerak atraktif dalam 2 hari perdagangan terakhir, namun secara fundamental berpeluang bergerak dalam rentang sempit atau mendatar.
“Penguatan rupiah memang bisa menjadi salah satu indikasi penguatan kinerja IHSG. Karena penguatan rupiah memberikan gambaran adanya capital inflow yang masuk ke pasar keuangan di tanah air,” katanya di Medan, Rabu (29/11/2023).
Inflow tersebut dijelaskan Gunawan bisa mendorong terjadinya penguatan pada pasar keuangan. Akan tetapi secara fundamental sejauh ini pasar saham masih belum banyak dipengaruhi oleh sentimen yang mampu menggerakan pasar untuk menguat lebih jauh.
IHSG pada sesi perdagangan pagi ini ditransaksikan menguat di kisaran level 7.040. Tetap waspadai kemungkinan IHSG yang berpeluang terkoreksi di bawah level 7.000. Meskipun potensi bergerak ke 7.070 masih terbuka.
Di sisi lain, kinerja mata uang rupiah ditransaksikan sedikit melemah di kisaran level 15.445 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
“Rupiah secara fundamental masih menguat, karena dolar AS masih berpotensi untuk melemah seiring dnegan memburuknya imbal hasil US Treasury pada hari ini,” terangnya.
Sementara itu, harga emas meroket menjadi US$2.045 per ons troy. Harga emas naik seiring dengan memburuknya prospek kinerja dolar AS.
US$ Index yang turun ke level 102.5 ditambah dengan yield US treasury yang meelmah ke level 4.2%-an menjadi pemicu menguatnya harga emas pada pagi ini.
Kinerja harga emas pada hari ini menyentuh level tertinggi dalam 1 tahun terakhir. *(ika)