SuaraTani.com – Medan| Indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya mampu kembali ke tren penguatan, bahkan sempat menguat di atas level 7.100.
IHSG bergerak seirama dengan sejumlah bursa di Asia, yang pada awal sesi perdagangan sempat terpuruk namun berbalik menguat menjelang sesi penutupan. Data manufaktur China yang terkontraksi memang memberikan tekanan di awal perdagangan.
Namun kejutan disebutkan Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin datang dari Amerika Serikat (AS), dimana ekonomi AS mampu tumbuh melampaui ekspektasi sebesar 5.2% di kuartal ketiga.
Data tersebut merupakan data estimasi kedua oleh biro analisis ekonomi AS. Rilis data pertumbuhan ekonomi AS ini menjadi harapan akan pemulihan bursa global, setelah sempat terbebani dengan kenaikan bunga acuan sebelumnya.
“IHSG pada perdagangan hari ini ditutup menguat 0.64% di level 7.080,74. Meskipun menguat, investor asing juga tercatat membukukan transaksi jual bersih senilai Rp59 miliar,” sebut Gunawan di Medan, Kamis (30/11/2023).
Sayangnya, lanjut Gunawan, kinerja mata uang rupiah justru berbanding terbalik dengan ditutup melemah cukup dalam di level 15.505 per dolar AS.
Tingginya demand dolar AS ditambah dengan sedikit meningkatnya imbal hasil US treasury membebani kinerja mata uang rupiah.
Disisi lain, membaiknya laju pertumbuhan ekonomi AS menebar ancaman bahwa inflasi sulit untuk kembali diturunkan. Dimana saat terjadi laju pertumbuhan ekonomi tinggi, inflasi pada umumnya akan mengikuti.
“Sehingga dolar AS mengalami penguatan disaat data pertumbuhan ekonominya membaik,” terangnya.
Sejalan dengan pelemahan mata uang rupiah, harga emas mengalami koreksi pada perdagangan hari ini. Emas ditransaksikan di kisaran level US$2.038 per ons troy.
Tekanan pada harga emas terjadi seiring dengan penguatan dolarAS. Jika dirupiahkan, harga emas ditransaksikan di kisaran level Rp1.020.000 per gramnya. *(ika)