Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Awal Pekan yang Manis, IHSG dan Rupiah Bergerak di Zona Hijau

Grafik pergerakan emiten, Pada perdagangan awal pekan, IHSG dan rupiah kompak menguat.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 1.33% atau naik 89.99 poin di level 6.878,84. 

Dimana ada 480 saham ditutup menguat, 341 saham tidak berubah dan 331 saham mengalami koreksi pada perdagangan hari ini, Senin (6/11/2023).

Kinerja IHSG secara keseluruhan masih seirama dengan kinerja bursa di Asia yang banyak ditutup di zona hijau. Selain itu, data pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih rendah dari 5% dinilai wajar.

Mengingat kuartal ketiga tahun ini juga tidak dibarengi dengan belanja masyarakat yang tinggi, seiring minimnya hari libur panjang yang bisa mendongkrak konsumsi. 

“Namun, di kuartal keempat tahun ini pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan kembali pulih dan masih potensial membukukan kinerja pertumbuhan di atas 5%,” kata Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin di Medan, Senin (6/11/2023).

Selain IHSG yang berkinerja positif selama sesi perdagangan hari ini, mata uang rupiah disebutkan Gunawan juga diperdagangkan menguat selama sesi perdagangan. 

Level terkuat rupiah pada hari ini berada di level 15.500 per dolar AS. Dan rupiah ditutup menguat di level 15.535 pada perdagangan hari ini. 

“Mata uang rupiah kian menjauh dari level 16.000 seiring dengan memburuknya kinerja ekonomi di AS,” sebutnya.

Disisi lain lanjut pria berkaca mata ini, harga emas terpantau mengalami kesulitan untuk naik di atas US$2.000 per ons troy. 

Harga emas sempat melewati level tersebut sesaat setelah data ketenaga kerjaan AS dirilis, namun aksi profit taking terjadi pada harga emas, yang mengakibatkan terjadinya koreksi. 

Pada perdagangan sore harga emas terpantau sedikit mengalami penurunan di level $1.986 per ons troy nya.

Pada dasarnya, harga emas saat ini belum memiliki sentimen negatif. Emas memiliki peluang yang besar untuk melanjutkan kenaikan meskipun masih menunggu perkembangan terakhir konflik Hamas – Israel. 

Secara teknikal, emas sulit untuk naik, namun jika konflik kian memburuk dan meluas harga emas berpeluang untuk rebound.

Berbeda halnya dengan rupiah atau IHSG yang masih harus menunggu beberapa rilis data ekonomi dalam jangka pendek. 

“Walaupun ditengah minimnya sentimen pada perdagangan besok, IHSG dan rupiah juga akan banyak dipengaruhi oleh faktor teknikal, sementara harga emas secara teknikal koreksi jangka pendek belum terlihat,” pungkasnya. *(ika)