Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Awal Pekan, IHSG dan Rupiah Kompak Menguat Harga Emas Bertahan Mahal

Papan penunjuk kinerja IHSG. Pada perdagangan hari ini, IHSG dan rupiah mampu ditutup menguat.suaratani.com-dok

SuaraTani.com – Medan| Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini ditutup menguat tipis 0.05% atau 3.78 poin di level 7.013,41. 

Jelang penutupan perdagangan, IHSG justru bergerak turun dari level posisi tertingginya 7.061. Dan IHSG ditutup nyaris menyentuh penutupan perdagangan sehari sebelumnya. 

Tekanan yang besar diperdagangan sesi kedua sempat memicu kekuatiran bahwa IHSG akan ditutup terkoreksi.

Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, menilai IHSG masih beruntung, jika dibandingkan dengan kinerja sejumlah bursa di Asia yang banyak ditutup di zona merah. 

‘Meskipun memang penurunan pada sejumlah bursa di Asia terpantau hanya melemah tipis dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya. IHSG sejauh ini masih mampu bertahan di atas level 7.000, walaupun sejumlah resiko masih berpeluang muncul dan menekan IHSG di pekan ini,” kata Gunawan di Medan, Senin (27/11/20223).

Sementara itu, kinerja mata uang rupiah pada perdagangan hari ini disebutkan Gunawan juga mampu ditutup di zona hijau. 

Tren penurunan imbal hasil US Treasury selama sesi perdagangan hari ini menjadi pemicu menguatnya mata uang rupiah terhadap dolar AS. 

Imbal hasil US Treasury turun dari 4.51% menjadi dikisaran 4.492% di sesi perdagangan sore, yang pada akhirnya membuat rupiah ditutup menguat di level 15.490 per dolar AS.

“Pasar keuangan domestik pada dasarnya masih diuntungkan dengan aliran dana masuk ke pasar keuangan yang terjadi belakangan ini. Sejumlah instrumen keuangan global tengah mengalami penurunan imbal hasil, yang membuat investor lebih tertarik pada aset yang lebih beresiko termasuk pasar saham,” sebutnya.

Sementara itu, harga emas ditransaksikan di kisaran level US$ 2.015 per ons troy. Kinerja harga emas masih diuntungkan dari melemahnya imbal hasil US treasury.

Ditambah prospek mata uang rupiah yang tergerus oleh berakhirnya siklus pengetatan kebijakan moneter yang akan berakhir di tahun ini. Serta kemungkinan bahwa ada tren penurunan bunga acuan di tahun depan. *(ika)