Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Akhir Pekan, Pasar Keuangan dalam Tekanan

Grafik pergerakan emiten. Pada perdagangan akhir pekan, pasar keuangan berpotensi alami tekanan.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The FED masih belum yakin apakah kebijakan yang mereka buat selama ini mampu menggiring inflasi sesuai target The FED 2%. 

Hal ini diterjemahkan sebagai kemungkinan bahwa sikap hawkish The FED masih akan dipertahankan. Harga minyak yang masih dalam tren naik belum mampu meyakinkan The FED dalam menekan inflasi.

Kunci kebijakan moneter Bank Sentral AS masih akan bertumpu pada inflasi. Dan rilis data inflasi inti AS bulan Oktober tersaji di hari Selasa pekan depan. 

“Sekalipun belum ada gambaran kenaikan bunga acuan, namun pasar keuangan pada perdagangan di akhir pekan tengah dibayangi tekanan,” ujar Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin,di Medan, Jumat (10/11/2023. 

Yield US Treasury kembali mengalami kenaikan, untuk tenor 10 dan 2 tahun naik menjadi 4.636% dan 5.033%.

Pada sesi perdagangan di Asia, tren kenaikan imbal hasil tersebut berlanjut. Bursa saham di Asia dibuka melemah mengikuti tekanan yang terjadi pada bursa saham di AS. 

Indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksikan akan kembali menguji level 6.800. IHSG menurut Gunawan berpotensi bergerak dalam rentang 6.770 hingga 6.830. 

IHSG pada sesi perdagangan pagi ditransaksikan melemah mendekati level support 6.800.

Bukan hanya IHSG, mata uang rupiah juga melemah terhadap dolar AS. Mata uang rupiah diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 15.650 hingga 15.700 per US Dolar. 

Dan pada sesi perdagangan pagi ini, mata uang rupiah dibuka melemah tipis di level 15.650 per dolar AS. 

“Tekanan pada mata uang rupiah diproyeksikan akan berlanjut pada perdagangan awal pekan depan. Hingga rilis data inflasi AS yang akan menjadi tolak ukur pembentukan imbal hasil US Treasury nantinya,” kata Gunawan.

Minimnya sentimen pada akhir pekan ini membuat pasar keuangan secara keseluruhan masih akan terbawa arus dari pidato The FED. 

Pidato tersebut sempat menekan harga emas, akan tetapi pada sesi perdagangan di Asia harga emas justru mengalami kenaikan. 

Harga emas ditransaksikan dikisaran level US$1.958 per ons troy nya. Sikap The FED yang masih belum yakin mampu menekan inflasi, belum diikuti dengan rencana menaikkan bunga acuan. Ini yang membat harga emas relatif mampu bertahan sejauh ini. *(ika)