Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

3,13 Juta Orang Penduduk Sumut Bekerja di Sektor Formal

Seorang barista memasukkan pesanan pembeli ke komputer di salah satu kedai kopi di Kota Medan. Pada Agustus 2023, jumlah penduduk Sumut yang bekerja tercatat sebanyak 7,55 juta orang.suaratani.com-ika

SuaraTani.com – Medan| Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Utara (Sumut) mencatat, pada Agustus 2023, jumlah angkatan kerja sebanyak 8,02 juta orang. Angka ini naik 352 ribu orang dibanding Agustus 2022. 

Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin menyebutkan, dari jumlah angkatan kerja itu, penduduk yang bekerja sebanyak 7,55 juta orang, naik sebanyak 353 ribu orang dari Agustus 2022.

Sebanyak 3,13 juta orang (41,48%) diantaranya bekerja pada kegiatan formal.

“Dari sisi lapangan kerja, yang mengalami peningkatan terbesar adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor sebanyak 137 ribu orang,” kata Nurul Hasanudin di Medan, Senin (6/11/2023).  

Untuk Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sendiri disebutkan Hasan, mengalami kenaikan sebesar 1,53%  poin.

Berdasarkan jenis kelamin, pada Agustus 2023, TPAK laki-laki sebesar 84,40%, lebih tinggi dibanding TPAK perempuan yang sebesar 57,81%. 

Dibandingkan Agustus 2022, TPAK laki-laki mengalami kenaikan sebesar 0,50% poin dan TPAK perempuan juga mengalami kenaikan sebesar 2,41% poin.

Lebih lanjut Hasanudin menjelaskan, jika berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2023, maka lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan yaitu sebesar 33,90%.

Disusul perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor sebesar 19,10%; dan Industri pengolahan sebesar 8,97%. Pola lapangan pekerjaan dalam menyerap tenaga kerja ini masih sama dengan Agustus 2022. 

Dibandingkan Agustus 2022, dari 17 kategori lapangan usaha, sebanyak 13 lapangan usaha mengalami kenaikan sedangkan 4 lainnya mengalami penurunan. 

Peningkatan penduduk bekerja terbesar pada lapangan pekerjaan perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor (137 ribu orang); pertanian, kehutanan, dan perikanan (65 ribu orang); dan penyediaan akomodasi dan makan minum (62 ribu orang). 

“Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja paling besar adalah industri pengolahan (43 ribu orang); administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (27 ribu orang); dan informasi dan komunikasi (9 ribu orang),” lanjutnya.

Pada Agustus 2023, penduduk bekerja paling banyak berstatus buruh/karyawan/pegawai, yaitu sebesar 37,67%, sementara yang paling sedikit berstatus Pekerja bebas non pertanian yaitu sebesar 3,62%. 

Dibandingkan Agustus 2022, penduduk bekerja dengan status berusaha sendiri, buruh/karyawan/pegawai, dan berusaha dibantu buruh tetap mengalami kenaikan masing-masing sebesar 2,18% poin, 0,41% poin, dan 0,14% poin. 

Status pekerjaan yang lain mengalami penurunan persentase dengan penurunan terbesar pada penduduk bekerja dengan status Pekerja bebas di non pertanian yaitu sebesar 1,38% poin.

Jika dilihat dari jenjang pendidikan, maka pada Agustus 2023, penduduk bekerja didominasi oleh tamatan SMA, yaitu sebesar 28,87%. 

Sementara yang paling sedikit yaitu penduduk bekerja tamatan Diploma I/II/III sebesar 2,56%. 

Distribusi penduduk bekerja menurut pendidikan ini disebutkan Hasan menunjukkan pola yang sama dengan Agustus 2022.

Untuk tingkat pengangguran terbuka (TPT) tambah Hasan, pada Agustus 2023, TPT perempuan sebesar 6,33%, lebih tinggi dibanding TPT laki-laki yang sebesar 5,58%. 

TPT laki-laki mengalami penurunan sebesar 0,32% demikian pula TPT Perempuan mengalami penurunan sebesar 0,22% poin apabila dibandingkan dengan Agustus 2022. 

Apabila dilihat menurut daerah tempat tinggal, TPT perkotaan (7,62%) jauh lebih tinggi dari TPT di daerah perdesaan (3,72%). 

“Apabila dibandingkan Agustus 2022 TPT perkotaan mengalami penurunan sebesar 1,05% poin sedangkan TPT perdesaan mengalami kenaikan 0,61% poin,” pungkasnya. *(ika)