Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tingkatkan Daya Saing, Pupuk Indonesia Bangun Pabrik Pusri IIIB

Direktur Utama Pusri, Tri Wahyudi Saleh, menandatangani Perjanjian Kredit Pendanaan dan Engineering Procurement Construction (EPC) Proyek Pusri-IIIB di Jakarta, Jumat (13/10/2023). Penandatanganan disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Jakarta| PT Pupuk Indonesia (Persero) akan segera membangun pabrik pupuk Pusri-IIIB untuk meningkatkan daya saing dan menjaga ketersediaan pupuk nasional, yang ditandai dengan Penandatanganan Perjanjian Kredit Pendanaan dan Engineering Procurement Construction (EPC) Proyek Pusri-IIIB di Jakarta, Jumat (13/10/2023).

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Pusri, Tri Wahyudi Saleh. Sementara dari pihak bank diwakili oleh Direktur Enterprise & Commercial Banking BNI, Sis Apik Wijayanto dan Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, Susana Indah K. Indriati.

Penandatanganan itu disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi. 

Dalam sambutannya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyambut baik Pembangunan pabrik Pusri III-B yang menggunakan teknologi rendah energi sehingga memberikan efisiensi dan ramah lingkungan. 

“Pabrik Pusri III-B diharapkan dapat menurunkan konsumsi bahan baku yaitu gas sebesar 13 MMBTU per ton atau penghematan setara Rp 1,1 triliun per tahun dari biaya gas,” kata pria yang akrab disapa Tiko.

Tiko menjelaskan bahwa teknologi low energi pabrik Pusri III-B dapat meningkatkan Competitiveness produk Pupuk Indonesia Grup dan tata kelola industri pupuk nasional.

Sehingga berdampak positif pada kinerja perusahaan dan menjadi modal menuju go global. 

Meski begitu, Tiko meminta pembangunan pabrik Pusri III-B dilaksanakan sesuai target. 

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi menegaskan, Pupuk Indonesia memiliki komitmen kuat dalam mendukung ketersediaan pupuk dan ketahanan pangan nasional. 

Pabrik yang berlokasi di Palembang ini akan dioperasikan oleh salah satu anak usaha Pupuk Indonesia, yaitu PT Pusri Palembang. 

Selain itu, penggunaan teknologi baru akan diterapkan dan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi konsumsi bahan baku dan energi. Sehingga menjamin daya saing produk dan keandalan produksi pupuk.

“Salah satu upaya Perusahaan meningkatkan efisiensi adalah melalui revitalisasi pabrik pupuk untuk menurunkan konsumsi bahan baku dan konsumsi energi dengan menggantikan pabrik yang sudah tua dengan pabrik baru yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan. Pusri IIIB dibangun dengan tujuan untuk menggantikan pabrik Pusri-III dan Pusri-IV yang sudah cukup tua usianya,” ungkap Rahmad. 

Pabrik Pusri-IIIB yang nantinya akan mampu mengurangi emisi hingga 300 ribu ton CO2 per tahun ini memiliki kapasitas produksi amonia 445.500 ton per tahun dan pupuk urea 907.500 ton per tahun. 

Dari sisi penggunaan energi, Pabrik Pusri-IIIB menggunakan teknologi low energy dengan rasio konsumsi energi untuk produksi urea sebesar 22 MMBTU/ton dan amonia 32,89 MMBTU/ton. 

“Saat  ini Pupuk Indonesia menempati peringkat 6 (enam) perusahaan pupuk di dunia. Dengan meningkatnya efisiensi, kami tentunya berharap bisa menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi, termasuk bersaing di pasar regional dan internasional,” kata Rahmad.

Estimasi nilai investasi proyek Pusri-IIIB sendiri adalah sebesar Rp10,5 triliun (termasuk owner cost) dengan masa konstruksi sekitar 40 bulan. 

Proyek ini diharapkan sudah dapat beroperasi secara komersial pada tahun 2027. Pendanaan proyek berasal dari kredit sindikasi investasi perbankan yang terdiri dari 8 perbankan nasional dengan Bank BNI sebagai agen fasilitas dan Bank Mandiri sebagai agen jaminan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pusri Palembang, Tri Wahyudi Saleh menyatakan bahwa proyek revitalisasi pabrik Pusri-IIIB akan memiliki dampak positif pada perekonomian daerah dan nasional. 

Pasalnya, proyek ini akan membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, serta membuka peluang ekonomi lainnya.

“Hadirnya pabrik Pusri IIIB ini sebagai komitmen kami untuk menjaga ketersediaan pupuk di seluruh wilayah tanggung jawab penyaluran Pusri. Serta dukungan kami dalam menjaga keberlanjutan industri yang andal dan berdaya saing untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional,” kata Tri Wahyudi.

Terkait pembiayaan, Pusri Palembang menunjuk BNI & Bank Mandiri sebagai Joint Mandated Lead Arranger & Bookrunner (JMLAB) untuk selanjutnya bertindak sebagai koordinator dalam pembentukan fasilitas kredit sindikasi untuk pendanaan proyek Pusri-IIIB.

Kedua Bank tersebut bertanggung jawab untuk berkoordinasi dengan bank lain dan bertindak sebagai Mandated Lead Arranger (“MLA”) atau sebagai participant, memberikan data dan informasi yang terkait dengan rencana pembentukan kredit dan kondisi Pusri Palembang secara umum kepada bank lain. 

Pusri Palembang juga mengusulkan kepada JMLAB untuk menunjuk BCA & BRI sebagai Joint Mandated Lead Arranger (JMLA) Pendanaan Sindikasi Proyek Pusri-IIIB. *(junita sianturi)