Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Surplus Neraca Perdagangan Tak Mampu Selamatkan Kinerja Pasar Keuangan

Grafik pergerakan emiten. Pada perdagangan hari ini, kinerja IHSG dan nilai tukar rupiah berada di bawah tekanan.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Data neraca dagang Indonesia yang masih mampu membukukan surplus pada bulan September senilai US$3.42 miliar tidak mampu menahan pelemahan rupiah pada perdagangan hari ini. 

Mata uang rupiah masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)  di kisaran level 15.715 pada sesi perdagangan jelang penutupan. 

“Kinerja mata uang rupiah tidak sendirian, tren penguatan dolar AS juga turut terjadi terhadap sejumlah mata uang asia lainnya,” sebut Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, di Medan, Senin (16/10/2023).

Rupiah dikatakan Gunawan bisa saja mendapatkan dorongan untuk menguat jika Bank Indonesia menaikkan bunga acuan di pekan ini. 

Walaupun belum tentu akan menjamin selanjutnya, bahwa rupiah akan mampu menguat terhadap mata uang dolar AS. 

“Karena Rupiah sangat dipengaruhi oleh suku bunga acuan yang akan diambil oleh The FED, termasuk perubahan harga komoditas enerji seperti harga minyak mentah dunia,” katanya.

Sementara kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) yang pada sesi pembukaan mampu berada di zona hijau, mendadak berbalik arah dan diperdagangkan di zona merah setelah pukul 10 WIB. 

Pelemahan IHSG dikatakan Gunawan juga tidak sendirian, bursa di kawasan asia yang pada sesi pembukaan perdagangan sempat bergerak sideways, justru mengalami tekanan hingga penutupan perdagangan.

Tekanan pada IHSG turut diperburuk oleh memburuknya ekspektasi data ekonomi Tiongkok di pekan ini. Mengingat perlambatan ekonomi Tiongkok telah memicu perlambatan pada kinerja ekspor-impor di tanah air. 

Sehingga mengganggu kinerja emiten di pasar saham, terutama yang selama ini sangat diuntungkan dengan kenaikan harga komoditas.

IHSG pada hari ini ditutup melemah 0.44% di level 6.896,29. Kinerja IHSG pada perdagangan besok masih terlihat belum ada tanda-tanda kuat terjadinya pemulihan. 

Sejumlah indikator yang terlihat sejauh ini menunjukan bahwa tekanan pada pasar saham global tetap berpeluang terjadi. 

“Minimnya agenda ekonomi yang dirilis membuat pasar kemungkinan masih akan bergerak sideways dengan potensi melemah,” tambahnya.

Di sisi lain, harga emas dunia terpantau bergerak melemah. Pada perdagangan hari ini, emas sempat ditransaksikan di atas US$1.920 per ons troy, pada sesi perdagangan sore turun ke level US$1.912 per ons troy nya. 

Secara teknikal harga emas dilanda aksi profit taking setelah sempat menguat tajam dalam sepekan terakhir, seirama dengan mencuatnya konflik Hamas – Israel. *(ika)