Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

IHSG Ditutup di Zona Merah, Didorong Pelemagan Saham Sektor Pertambangan

Grafik kinerja IHSG. Pada perdagangan hari ini, ISHG tak mampu keluar dari tekanan dan kembali melemah 0,3% saat ditutup.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini kembali melemah 0.3% di level 6.940,89. 

Setelah sempat menguat hingga melewati level 6.987 pada sesi perdagangan sore, namun kinerja IHSG berbalik arah, dan pada akhirnya IHSG harus ditutup di zona merah. 

Sementara itu, bursa di asia lainnya seperti Hang Seng memimpin pelemahan kinerja bursa saham di Asia.

Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, selama sesi perdagangan, saham-saham sektor perbankan menjadi penahan pelemahan IHSG. 

Saham-saham sektor perbankan menjadi penahan, di saat IHSG kembali diperdagangan di teritori negatif.  

“Pelemahan IHSG banyak didorong oleh melemahnya saham sektor pertambangan yang selama sesi perdagangan banyak yang diperdagangkan di zona merah,” kata Gunawan di Medan, Selasa (3/10/2023).

Gunawan menyebutkan, jika melemahnya harga saham sektor perbankan banyak dipicu oleh memburuknya harga batu bara. Belakangan ini harga batu bara melemah dikisaran US$155 per tonnya. 

Sementara itu, harga minyak mentah dunia serta harga CPO juga mengalami tekanan di pekan ini. Masing masing dikisaran US$88 per barel, dan harga CPO terpantau stabil dengan kecenderungan turun dikisaran RM3.729 per tonnya.

IHSG diperkirakan masih sulit untuk keluar dari tekanan seiring dengan memburuknya sentimen pasar sejauh ini. 

Melemahnya harga komoditas, ditambah dengan memburuknya kinerja bursa Eropa di sesi pembukaan perdagangan menjadi faktor negatif. 

“Meski demikian, IHSG masih mampu melawan tekanan dari pelemahan bursa di Asia maupun Eropa, sehingga pelemahan IHSG masih bersifat terbatas,” ujarnya.

Sementara itu, kinerja mata uang rupiah mengalami pelemahan. Rupiah sempat melemah di atas 15.600 per dolar AS, bahkan sempat melemah hingga ke level 15.610 per dolar AS. 

Walaupun rupiah mampu mengurangi kerugiannya dengan mencoba berbalik, pada akhirnya ditutup melemah di 15.590 per dolar AS.

Tren kenaikan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun masih terus berlanjut di perdagangan hari ini. Sejauh ini imbal hasilnya sudah mencapai 4.685%, sementara untuk USD Index masih bertahan di angka 107. 

“Data tersebut mengukuhkan bahwa dolar sejauh ini memiliki daya tarik yang lebih besar dibandingkan dengan mata uang lainnya. Dominasi peguatan dolar AS juga berlanjut terhadap mata uang global tanpa terkecuali rupiah,” kata Gunawan menerangkan.

Di sisi lainnya, harga emas dunia ditransaksikan melemah dikisaran level US$1.838 per ons tory. Data data ekonomi yang dirilis belakangan ini masih belum mampu mendorong penguatan harga emas. 

“Dolar AS masih terpantau lebih menarik dibandingkan dengan harga emas, sehingga pelaku pasar lebih memilih dolar AS ketimbang memilih emas,” pungkasnya. *(ika)