Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ekonomi AS Bawa Kabar Buruk, Pasar Keuangan Berpotensi Alami Tekanan

Grafik pergerakan IHSG. Di perdagangan akhir pekan ini, pasar keuangan berpotensi alami tekanan.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Pelemahan kinerja bursa saham tanah air yang cukup tajam pada perdagangan sebelumnya, memunculkan potensi dimana akan terjadi penguatan yang dipicu oleh sentimen teknikal atau technical rebound. 

Namun menurut Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, secara fundamental tekanan berpeluang mengalami peningkatan pada perdagangan akhir pekan ini, karena potensi kenaikan suku bunga acuan kembali meningkat.

Data pertumbuhan ekonomi di AS secara kuartalan (4.9%) naik lebih tinggi dari ekspektasi, ditambah data pesanan barang tahan lama yang tetap mengalami peningkatan. 

Hal ini menyisakan kekhawatiran bahwa Bank Sentral AS akan tetap menaikkan bunga acuan di tahun ini. Potensi kenaikan lebih dari satu kali juga sangat mungkin. 

“Dan rilis data inflasi inti AS malam nanti, akan menjadi data yang paling besar pengaruhnya terhadap ekspektasi pembentukan suku bunga acuan,” ujar Gunawan di Medan, Jumat (27/10/20230.

Disebutkan Gunawan, dampak dari data yang membaik di AS tadi malam telah memicu penurunan kinerja indeks bursa di AS. 

Selanjutnya diikuti dengan bursa di Eropa, dan pada sesi pembukaan perdagangan saham hari ini di Asia juga banyak bursa yang diperdagangkan di teritori negatif. 

“Sehingga penurunan kinerja IHSG yang terjadi kemarin berpotensi berlanjut pada hari ini. IHSG akan menguji level psikologis 6.700. Dan pada sesi perdagangan pagi ini, IHSG dibuka menguat di level 6.736,11,” sebutnya. 

Disisi lain, lanjut Gunawan, bagi mata uang rupiah rilis data ekonomi di AS akan sangat membebani. Meskipun pada hari ini imbal hasil US Treasury jangka panjang AS mengalami penurunan.

Namun pasar tengah bertaruh terhadap rilis data inflasi inti AS yang diperkirakan akan tetap bertahan tinggi.

Sehingga jika mengacu kepada ekspektasi inflasi, maka rupiah masih berpeluang untuk mengalami tekanan pada perdagangan hari ini. 

“Rupiah berpeluang bergerak dalam rentang 15.880 higga 15.970 per dolar AS. Kemungkinan rupiah mencapai 16.000 per dolar AS berpeluang terjadi jika inflasi inti AS merealisasikan angka yang lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya,” terangnya.

Sementara itu, harga emas pada pagi ini juga bergerak sideways dikisaran US$1.984 per ons troy nya, lebih rendah dibandingkan kemarin yang sempat ditransaksikan dikisaran US$1.991 per ons troy. 

Investor juga menanti riis data inflasi inti AS, dan terus mengamati perkembangan konflik di Timur Tengah. 

Harga emas bisa saja tidak terpengaruh dengan ekspektasi kenaikan bunga acuan AS, dan lebih digerakan dengan perkembangan konflik Hamas – Israel. *(ika)