Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bursa Saham di Asia Berguguran, Pelaku Pasar Disarankan Bersikap Waspada

Grafik pergerakan emiten IHSG. Di perdagangan hari ini, IHSG diproyeksikan akan bergerak melemah.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang kembali terkoreksi pada hari ini, meskipun bursa di Amerika menutup kinerja di awal pekan dengan penguatan. 

Meski demikian, data NBS manufaktur China yang dirilis 30 menit sebelum pasar saham di tanah air dibuka, akan menggiring pergerakan bursa di Asia. 

Sayang data NBS Manufaktur PMI China yang dirilis menunjukan sektor manufaktur China mengalami kontraksi, karena data PMI China merealisasikan angka 49.5.

Selain itu, kebijakan Bank Sentral Jepang yang menetapkan besaran bunga acuan pada hari ini juga akan mempengaruhi kinerja pasar keuangan di Asia. Bunga acuan di Jepang selama ini masih bertahan di level -0.1%. 

Kondisi pasar keuangan di Asia pada hari ini juga akan terus mencermati perkembangan konflik antara Hamas – Israel. 

Perkembangan terakhir tensi geopolitik meningkat, namun belum pada taraf mempengaruhi kinerja pasar keuangan secara signfikan.

Pasar saham pada hari ini diproyeksikan akan bergerak melemah. Kabar adanya capital outflow dari pasar keuangan di tanah air menambah beban kinerja pasar keuangan secara keseluruhan.

IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 6.680 hingga 6.750. IHSG pada hari ini dibuka menguat di level 6.737,62. 

“Disarankan pelaku pasar fokus kepada kinerja bursa di Asia yang sejauh ini berpeluang untuk melanjutkan tren pelemahan selama sesi perdagangan,” ujar Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin di Medan, Selasa (31/10/2023).

Pasar saham menurut Gunawan belakangan ini juga mendapatkan tekanan dari shifting resiko ke instrumen keuangan yang berbasis bunga. 

Dimana pasar obligasi (US Treasury) yang belakangan lebih atraktif dibandingkan dengan pasar saham, seiring dengan ketidakpastian ekonomi yang mencuat belakangan ini. 

“Pelaku pasar mengurangi resiko dengan lebih memilih aset yang lebih aman seperti obligasi dibandingkan aset keuangan lain yang lebih beresiko seperti saham,” sebut Gunawan.

Pada hari ini, imbal hasil US Treasury 10 tahun mengalami kenaikan yang sangat berpeluang membuat dolar AS menguat. Rupiah berpeluang mengalami tekanan terbatas. 

Rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang 15.890 hingga 15.950 per dolar AS. Pada pagi ini Rupiah dibuka melemah di level 15.912. 

US Treasury 10 tahun sejauh ini imbal hasilnya berada di level 4.888%, naik tipis dari kinerja sebelumnya di level 4.877%.

Di sisi lain, harga emas pada perdagangan hari ini ditransaksikan di level US$1.995 per ons troy. Harga yang masih sama dengan perdagangan sore kemarin. 

Harga emas relatif tidak begitu terpengaruh dengan agenda kenaikan bunga acuan The Fed di pekan ini. Emas di pekan ini akan berkonsolidasi di level US$2.000 per ons troy, hingga ada sentimen besar yang merubah pergerakannya. *(ika)