Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Awal Pekan, Rupiah Menguat Sementara IHSG dan Emas Terpuruk di Zona Merah

Pergerakan grafik emiten. Di awal pekan, kinerja IHSG mengalami tekanan sehingga ditutup di zona merah.suaratani.com-dok

SuaraTani.com – Medan| Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang  sempat menguat di sesi hingga menyentuh level 6.770 pada sesi perdagangan pagi, tak mampu mempertahankan kinerja positif di akhir jam perdagangan. 

Kinerja IHSG selanjutnya terpuruk bahkan sempat melemah di bawah level 6.700, hingga pada akhir perdagangan hari ini ditutup melemah 0.34% di level 6.735,89. 

Kinerja IHSG seirama dengan sejumlah kinerja indeks bursa di Asia pada umumnya ditutup tidak jauh dari level perdagangan sehari sebelumnya.

Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, pelaku pasar saham masih mewanti-wanti kebijakan yang akan diambil oleh Bank Sentral AS. 

Kenaikan suku bunga atau suku bunga bertahan tinggi untuk waktu yang lama, menghantui pasar saham belakangan ini. 

“Jika melihat kinerja bursa di Eropa yang banyak di buka di zona hijau, maka untuk kinerja IHSG pada perdagangan besok sejauh ini berpeluang ditransaksikan menguat nantinya,” kata Gunawan di Medan, Senin (30/10/2023).

Sementara untuk kinerja mata uang rupiah, disebutkan Gunawan mengalami penguatan dan ditutup di level 15.885 per dolar AS. 

Imbal hasil US Treasury bergerak sideways, menjadi salah satu pemicu kinerja mata uang rupiah membaik terhadap US Dolar pada hari ini. 

“Tekanan rupiah sedikit mereda seiring dengan melunaknya ekspektasi kenaikan bunga acuan setelah rilis data inflasi AS pada Sabtu pagi dinihari sebelumnya,” sebut ekonom berkacamata ini.

Untuk harga emas, dijelaskan Gunawan berbalik di bawah level psikologis US$2.000 per ons troy nya. 

Ekspektasi kenaikan bunga acuan memang sedikit melandai belakangan ini, setelah rilis data inflasi AS tidak lebih besar dari ekspektasi sebelumnya. 

Dan kebijakan The FED dipekan ini diperkirakan akan mempertahankan besaran bunga acuannya. Yang pada dasarnya tekanan [ada harga emas harusnya bisa diminimalisir.

Akan tetapi harga emas memang rentan melemah secara teknikal. Dimana, disaat harga emas melewati level psikologis US$2.000, harga emas memasuki fase jenuh beli. 

Dan rawan mengalami technical correction, sehingga berpeluang untuk berkonsolidasi di level US2.000 dalam jangka pendek sangat terbuka. 

Harga emas pada penutupan perdagangan ditransaksikan di kisaran US$1.995 per ons troy. 

“Kinerja harga emas diproyeksikan masih akan menguat jika tensi geopolitik di Timur tengah kembali memanas,” pungkasnya. *(ika)