SuaraTani.com – Medan| Universitas Satya Terra Bhinneka menandatangani kerjasama dengan 9 universitas negeri terkemuka di Indonesia dan 2 instansi pemerintahan, Sabtu (16/9/2023).
Penandatanganan dilakukan Rektor Universitas Satya Terra Bhinneka Tracey Harjatanaya bersama rektor atau wakil rektor universitas yang hadir di Kampus ST Bhinneka, yang terletak di Jalan Sunggal Gang Bakul.
Kesembilan universitas yang melakukan penandatanganan kerjasama ini yakni Universitas Gorontalo, Universitas Hasanuddin, Universitas Malikus Saleh, Universitas Negeri Jakarta.
Kemudian Universitas Sam Ratulangi, Universitas Negeri Riau, Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Palangkaraya dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Sementara 2 instansi pemerintahan yang ikut melakukan penandatanganan adalah BSIP (Badan Standardisasi Industri Pendidikan) dan PPKS (Pusat Pengembangan Kelapa Sawit).
Rektor Universitas Satya Terra Bhinneka, mengatakan, kerjasama ini akan memungkinkan pertukaran dosen, kolaborasi dalam penelitian, dan pengabdian masyarakat.
"Ini akan memberikan manfaat besar bagi civitas akademika Universitas Satya Terra Bhinneka, sebagai universitas yang baru," ujar Tracey.
Tak hanya untuk dosen, tetapi kerja sama ini diyakini Tracey membuka peluang bagi mahasiswa dan mahasiswi untuk mengambil bagian dalam pertukaran pelajar dan magang bersama universitas-universitas mitra.
"Ini akan mempromosikan pertukaran budaya dan pengalaman yang berharga," katanya.
Tracey menyebutkan universitas yang dikelolanya sebenarnya sudah menandatangani kerjasama dengan 35 perguruan tinggi dan juga institusi pemerintahan maupun swasta.
"Jadi sebenarnya ada lebih dari ini dan ini ada yang dari dalam ataupun luar negeri. Tetapi kenapa 9 universitas ini ya? Kami percaya mereka memiliki kualitas dan keunggulannya masing- masing dan memang memiliki visi yang sama dalam membangun pendidikan di Indonesia," terang Tracey.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda, Sofyan Tan, menekankan pentingnya riset dalam pendidikan tinggi.
Universitas Satya Terra Bhinneka lanjut Sofyan bertekad untuk berbeda dari universitas lainnya yang sudah terlebih duluh ada.
Caranya disebutkan Sofyan dengan fokus pada riset yang lebih intensif dan kerjasama dengan perusahaan swasta untuk meningkatkan produk-produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Sebab perguruan tinggi itu harus menjadi partner daripada perusahaan untuk mengangkat produk- produk mereka yang hasil jualnya itu meningkat dan kemudian tentu marginnya bisa digunakan untuk peningkatan kesejahteraan," kata Sofyan.
Terkait riset, Tracey menyebutkan bahwa riset yang dilakukan oleh para dosen dipastikan memiliki isu yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan berkembang di masyarakat.
“Karena itu, kami menyelaraskan agar riset senantiasa sejalan dengan pengabdian masyarakat. Sehingga hasilnya memang benar-benar bisa membantu,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti, yang berkesempatan hadir
mengapresiasi penerapan "kampus merdeka" di Universitas Satya Terra Bhinneka. Pasalnya, dengan sistem pembelajaran tersebut diharapkan dapat melahirkan lulusan yang dapat menghadapi "era ketidakpastian" di masa Indonesia Emas nantinya.
Suharti melanjutkan, lulusan Universitas ST Bhinneka nantinya diharapkan bisa menjadi bagian yang mencapai Indonesia Emas 2045.
Dan tentunya, Indonesia harus dibekali berbagai kekuatan diantaranya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang berakhlak mulia.
"Jadilah manusia produktif yang bisa membantu lainnya. Hidup secara seimbang dan nilailah apa yang kalian inginkan, apa yang kalian impian dengan aksi kalian, kalau ingin menjadi dokter jalanlah ke arah sana dan sebagainya. Siapkan diri untuk menghadapi berbagai tantangan yang akan muncul," harapnya. *(ika)