Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tak Mampu Keluar Tekanan, IHSG Ditutup Melemah 0,26% di Level 6.998,38

Grafik pergerakan emiten di bursa efek Indonesia. Di perdagangan awal pekan, IHSG belum mampu keluar tekanan dan ditutup melemah di level 6.998,38.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang  dibuka menguat pada sesi perdagangan pagi ini, ternyata tak mampu bertahan.

IHSG yang mencoba beberapa kali untuk keluar dari tekanan, pada akhirnya justru melemah lebih besar di menit terakhir penutupan. 

Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, pelemahan bursa di Asia turut menyeret pelemahan kinerja IHSG pada perdagangan hari ini.

“IHSG yang pada perdagangan hari ini melemah 0.26% dan ditutup di level 6.998,38. Tekanan pada pasar saham di tanah air masih cukup besar, dimana pelaku pasar masih menanti rilis pertumbuhan ekonomi dari Amerika Serikat (AS),” ujar Gunawan di Medan, Senin (25/9/2023).

Sementara itu, kata Gunawan, harga minyak mentah dunia diperdagangkan menguat dengan terus naik dikisaran US$90.5 per barel. 

Seiring dengan kenaikan harga minyak mentah tersebut, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun mengalami peningkatan menjadi 4.493% pada pasar futures (pre-market). 

Kenaikan tersebut mengindikasikan bahwa dolar AS masih dalam tren naik dan menekan kinerja mata uang rupiah.

Mata uang rupiah sendiri melemah hinga sempat menembus level 15.400, sebelum akhirnya ditutup melemah di level 15.395 per dolar AS. 

Kinerja mata uang rupiah mengalami tekanan seiring dengan tren kinerja dolar AS yang membaik pada sesi perdagangan hari ini. 

“Tren kenaikan harga minyak mentah dunia masih memicu ketakutan bahwa inflasi masih berpeluang naik, dan suku bunga masih akan naik lebih tinggi lagi,” katanya.

Sementara itu, harga emas ditransaksikan melemah pada perdagangan hari ini. Harga emas ditransaksikan dikisaran US$1.922 per ons troy. Atau jika dirupiahkan emas ditransaksikan dikisaran 954 ribu per gramnya. 

Harga emas masih berpeluang untuk melanjutkan pelemahannya seiring dengan kenaikan imbal hasil obligasi AS yang mencerminkan adanya aliran uang yang masuk ke pasar obligasi ketimbang pasar komoditas. *(ika)