Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Seluruh Kabupaten/Kota di Sumut Sudah Salurkan Beras Bantuan Pangan

Pemimpin Wilayah Perum Bulog Sumut didampingi Wakapolda Sumut Brigjend Jawari, Deputi Kepala BI Sumut Yura A. Djalin dan Staf Ahli Gubernur Sumut Herianto Butar-butar saat berada di Gudang Bulog, Selasa (26/9/2023).suaratani.com-ika

SuaraTani.com - Medan| Perum Bulog Sumatera Utara (Sumut) memastikan  penyaluran bantuan pangan cadangan beras Pemerintah sudah berjalan di seluruh kabupaten/kota di Sumut.

Pemimpin Wilayah Perum Bulog Sumut, Arif Mandu, mengatakan, ada 926.507 Keluarga Penerima Manfaat di Sumut yang menerima bantuan beras ini yang disalurkan melalui PT Pos Indonesia Regional 1 Sumatera.

"Tinggal di 5 kabupaten/kota yang berada di Pulau Nias yang belum menyalurkan. Tapi mereka sudah rapat koordinasi antara Bulog dan PT Pos dengan Sekda dan para Camat. Kalau tidak hari ini maka besok akan disalurkan bantuan pangan tersebut. Sehingga penyaluran ini sudah seluruh kabupaten/kota. Jadi sembari berjalan sembari kita luncurkan,"  ujar Arif usai Launching Bantuan Pangan Cadangan Pemerintah di Gudang Bulog Jemadi Medan, Selasa (26/9/2023).

Sebelumnya, Staf Ahli Gubernur Sumut Bidang Ekonomi, Keuangan, Pembangunan dan SDA, Herianto Butar-butar, mengatakan, penyaluran beras bantuan pangan yang dilakukan hari ini merupakan program pemerintah  pusat . 

“Kita yang ada di Provinsi Sumut hanya mendukung, bahwa dengan adanya kondisi  El Nino saat ini. Tapi namun sebelumnya juga sudah sering pemerintah pusat menyalurkan beras, dan hari ini disalurkan untuk 3 bulan kedepan,” kata Harianto.

Harianto memastikan ketersediaan beras di Sumut sangat terjaga, bahkan surplus.Meski demikian tidak bisa dipungkiri harga beras saat ini masih terbilang mahal.

“Berdasarkan analisa kita, kondisi ini lebih dipengaruhi hukum ekonomi. Artinya karena banyak permintaan, maka harga beras naik. Kita memprediksi beras asal Sumut banyak dikirim ke daerah lain yang kekurangan,” sebutnya.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Brigjen Jawari juga memastikan bahwa harga beras yang mahal lebih dikarenakan tingginya permintaan, bukan karena adanya penimbunan.

“Kita belum ada temukan,” tegas Brigjend Jawari.

Brigjend Jawari juga menekankan bahwa pihaknya turut terlibat langsung dalam proses penyaluran beras bantuan pangan dan juga harga jual beras di pasar melalui Satgas Pangan. *(ika)