Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rusia dan Amerika Jadi Fokus, Ada Peluang Pasar Keuangan Menguat Terbatas

Seorang warga menunjukkan uang kertas pecahan kecil. Di pekan ini, pasar keuangan diproyeksikan cenderung menguat.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Penghentian ekspor BBM oleh Rusia serta rilis data pertumbuhan ekonomi di AS kuartal ketiga akan menjadi topik hangat di kalangan pelaku pasar selama pekan ini. 

Kebijakan Rusia yang menghentikan ekspor BBM akan memicu tingginya inflasi, dan mendorong kenaikan harga minyak mentah dunia. 

Sementara rilis pertumbuhan ekonomi AS bisa menjadi gambaran sebaliknya yang bisa mengikis kekuatiran akan tingginya inflasi dan spekulasi kenaikan bunga acuan.

“Tetapi dinamika yang berkembang akan sangat bergantung dari seberapa besar sentimen yang akan masuk dalam setiap hari perdagangan,” ujar Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin di Medan, Senin 925/9/20230. 

Pada hari ini, kata Gunawan, tidak ada satupun data penting dari sisi eksternal yang akan benar-benar mampu menggerakkan pasar. 

Sehingga sentimen pasar pada hari ini akan lebih banyak dipengaruhi oleh kinerja bursa saham di Amerika dan Eropa pada akhir pekan, serta kinerja bursa di Asia selama sesi perdagangan.

Sejumlah bursa di Asia pada pagi ini diperdagangkan melemah, IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 6.980 hingga 7.030. 

Secara teknikal, IHSG masih kesulitan untuk bertahan di atas level 7.030, sementara dari sisi fundamental, pasar keuangan global berpeluang untuk menguat terbatas.

“Hal ini berpeluang terjadi jika sejumlah rilis data ekonomi tidak meleset terlalu lebar,” sebutnya.

Di sisi lain, pelaku pasar dibayangi oleh ketakutan akan kenaikan suku bunga acuan di masa yang akan datang. 

Kenaikan harga minyak mentah dunia dinilai Gunawan akan mempersulit pengendalian inflasi dan hanya akan mempercepat kenaikan bunga acuan. 

Dolar Amerika Serikat masih berpeluang menekan sejumlah mata uang di dunia termasuk mata uang rupiah. Akan tetapi di pekan ini mata uang rupiah diperkirakan akan menguat terbatas dalam rentang 15.250 hingga 15.350. 

Hanya saja yang perlu diwaspadai adalah tren kenaikan harga minyak mentah yang saat ini sudah berada di atas US$90 per barelnya. 

“Jika kenaikan harga minyak dunia berlanjut, sangat berpeluang memicu terjadinya tekanan yang lebih besar pada mata uang rupiah,” terang pria berkaca mata ini.

Di sisi lainnya, harga emas diproyeksikan akan bergerak dalam rentang US$1.915 hingga US$1.945 per osn troy nya, dan diproyeksikan masih akan bergerak sideways selama pekan ini. 

“Harga emas tidak akan begitu terusik dengan inflasi di pekan ini. Justru harga emas berpeluang menguat jika seandainya data ekonomi AS mampu tumbuh setidaknya sesuai dengan ekspektasi sebesar 2.2% di kuartal ketiga,” pungkasnya. *(ika)