SuaraTani.com – Medan| Indeks harga saham gabungan (IHSG)pada perdagangan hari ini kembali dibayangi tekanan, seiring dengan pelemahan sejumlah bursa global termasuk bursa di Asia yang banyak dibuka melemah.
IHSG pada hari ini dibuka melemah, meskipun terpantau di sesi pembukaan masih bergerak tidak jauh berbeda dengan penutupan perdagangan sehari sebelumnya.
Hingga berita ini dibuat, IHSG terpantau diperdagangkan menguat 0.13% di level 6.932, dan diperkriakan akan bergerak dalam rentang 6.920 hingga 6.960.
“Posisi ini masih rawan untuk terkoreksi, dimana pelaku pasar akan terus memantau perkembangan kinerja indeks bursa di Asia lainnya serta memantau perkembangan harga minyak mentah dunia,” ujar Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin di Medan, Rabu (27/9/2023).
Pada perdagangan kemarin, kata Gunawan, pelaku pasar dikhawatirkan dengan tren kenaikan obligasi AS tenor 10 tahun yang mengalami kenaikan tertinggi pasca krisis tahun 2007/2008.
Sejauh ini, pelaku pasar juga masih mengkhawatirkan sejumlah pernyataan dari pejabat The FED yang masih memberikan sinyal kenaikan bunga acuan kedepan.
“Pelaku pasar mengkhawatirkan kemungkinan memburuknya kondisi ekonomi global jika suku bunga harus naik lagi nantinya,” sebut Gunawan.
Sementara itu, mata uang rupiah melanjutkan pelemahan kinerja dengan ditransaksikan di atas level 15.500 per dolar AS. Sejauh ini mata uang rupiah melemah dikisaran 15.514 per dolar AS.
USD Indeks kembali naik dan mencapai level tertinggi di tahun ini dan sempat menyentuh level 106.30, seiring dengan kenaikan harga minyak mentah dunia yang kembali menembus level US$90 per barel.
Gunawan menilai, kenaikan harga minyak mentah dunia akan membuat inflasi kian sulit diturunkan, dan bisa mendorong kenaikan bunga acuan The FED.
Kekhawatiran akan inflasi ini yang mendorong kenaikan imbal hasil US 10 Year treasury, dan memicu terjadinya spekulasi kenaikan bunga acuan.
“Alhasil dolar AS menguat dan menekan sejumlah mata uang lainnya tanpa terkecuali mata uang rupiah,” terangnya
Disisi lain, lanjut pria berkaca mata ini, harga emas diperdagangkan melemah di kisaran level US$1.900 per ounce troy.
‘Pelaku pasar masih menanti rilis data inflasi dari sejumlah negara di pekan ini. Meski secara keseluruhan, pelaku pasar mengkhawatirkan inflasi akan lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya,” pungkasnya. *(ika)