Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kolaborasi Pelaku UKM dan Perusahaan Buka Pintu Ekspor ke Kancah Global

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan bersama Gubernur Jambi, Al Haris melepas ekspor komoditas unggulan Provinsi Jambi yang berlangsung di Pelabuhan Talang Duku, Provinsi Jambi, Sabtu (23/9/2023).suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Jambi| Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, melepas ekspor komoditas unggulan Provinsi Jambi, yaitu pinang, kopra, dan karet.

Pelepasan ekspor yang untuk pertama kalinya dilakukan Mendag Zulkifli Hasan berlangsung Sabtu (23/9/2023) di Pelabuhan Talang Duku, Jambi.

Pelepasan ekspor ini melibatkan berbagai macam perkebunan rakyat yang dikelola 1 unit induk usaha yang terdiri atas pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) serta perusahaan. 

Pelepasan ekspor dilakukan PT Kirana Windu untuk produk karet senilai US$80 ribu ke Meksiko, CV Rayeez Agro Albasith untuk produk kopra kering senilai US$24,79 ribu ke Pakistan.

Kemudian PT Blantika Indo Global untuk produk ijuk kelapa dari pelepah pinang senilai US$14,30 ribu ke India, serta PT Agro Future Indonesia produk biji pinang senilaiUS$16,97 ribu ke Bangladesh. 

“Pelepasan ekspor perdana Provinsi Jambi ini merupakan kolaborasi antara pelaku  UKM dan perusahaan. Artinya, kegiatan ini membuktikan bahwa jika seluruh pelaku  usaha berkolaborasi, maka akan menciptakan eksportir yang sanggup memenuhi selera pasar global, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Semoga acara ini  menjadi momentum dalam mendorong perluasan pasar ekspor bagi produk-produk Indonesia dan menggerakkan roda ekonomi nasional,” ujar Mendag Zulkfili Hasan.

Pada sambutannya, Mendag Zulkfili Hasan menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Jambi dan jajarannya karena Provinsi Jambi adalah salah satu penyumbang surplus terbesar. 

“Saya datang khusus ke Jambi untuk mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Jambi dan para bupati karena selama 40 bulan berturut-turut ekspor Indonesia surplus. Salah satu penyumbang surplus terbesar adalah Provinsi Jambi. Pada 2022, surplus neraca perdagangan Indonesia hampir mencapai Rp900 triliun,” ungkapnya.

Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, selain karet dan kelapa, pinang juga  merupakan produk unggulan Indonesia di pasar internasional.  

Indonesia adalah produsen ke-5 dunia dengan total produksi mencapai 215.000 metrik ton pada 2021. 

Sebanyak 14 provinsi yang memiliki area yang baik untuk tanaman pinang, di antaranya Jambi, Sumatra Utara, dan Aceh dengan total luas area di seluruh Indonesia mencapai 152 ribu hektare. 

Provinsi Jambi juga menjadi sentra produksi pinang yang menyumbang hampir 40% produksi nasional.

Mendag Zulkifli Hasan menambahkan, kualitas produk pinang dari Indonesia  khususnya Jambi cukup tinggi dibandingkan negara lain.   

Namun, saat ini terdapat hambatan ekspor seperti penerapan minimum import price  (MPI) di India; penerapan tarif bea masuk yang tinggi di India, Iran, dan Persatuan  Emirat Arab; serta belum adanya pengakuan sertifikasi di negara tujuan ekspor.

Menurut Mendag Zulkifli Hasan, hambatan ekspor ini bukan hanya menjadi keresahan para petani dan eksportir pinang, melainkan juga jadi keresahan Kementerian Perdagangan. 

“Untuk itu, kami akan terus melakukan upaya diplomasi bilateral dengan negara tujuan ekspor pinang, agar tidak ada lagi yang menghambat ekspor pinang dari  Indonesia,” pungkas Mendag Zulkifli Hasan.