Kinerja IHSG ini sedikit berbeda dengan beberapa bursa di Asia yang justru melemah pada perdagangan hari ini.
Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, pelaku pasar masih bersikap wait and see menjelang keputusan besaran bunga acuan yang akan diambil oleh The FED nantinya.
Pelaku pasar diyakini akan merespon kebijakan yang akan diambil The FED pada perdagangan Kamis besok. Termasuk juga sikap BI dalam menentukan besaran bunga acuannya.
“Meskipun sejauh ini proyeksinya bunga akan tetap bertahan, akan tetapi ekspektasi terkait dengan kemungkinan kebiakan yang akan diambil Bank Sentral lebih krusial dibandingkan dengan penetapan suku bunga acuan tersebut,” kata Gunawan di Medan, Rabu (20/9/2023).
Sementara itu, kinerja mata uang rupiah ditransaksikan melemah selama pekan ini. Rupiah nyaris menyentuh 15.400 per dolar Amerika Serikat, sebelum akhirnya mengurangi kerugiannya dan ditutup di level 15.380 pada perdagangan hari ini.
Posisi mata uang rupiah dinilai Gunawan memang rentan mengalami tekanan, seiring dengan potensi imbal hasil yang meningkat dari dolar Amerika Serikat.
Kinerja mata uang dolar Amerika Serikat memang masih berpeluang mengalami penguatan jika The Fed terus menyuarakan potensi kenaikan suku bunga acunnya.
Di sisi lain, kenaikan harga minyak mentah dunia yang sudah di atas US$90 per barel berpeluang meningkatkan resiko pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Kenaikan harga minyak mentah akan meningkatkan permintaan valas yang bisa berakibat pada tekanan rupiah.
“2 pemicu utama pelemahan Rupiah saat ini adalah kenaikan bunga acuan Bank sentral as serta kenaikan harga minyak dunia. Kebijakan rusia dan Arab Saudi yang memangkas produksi minyak hariannya memicu kenaikan harga minyak saat ini,” terangnya.
Sementara itu, harga emas terpantau bergerak stabil dikisaran US$1.930 per ons troy. Emas juga masih menanti arah kebijakan suku bunga acuan dan rawan tekanan dari mata uang dolar Amerika Serikat.
Jika dirupiahkan, maka kinerja harga emas saat ini ditransaksikan dikisaran level 957 ribu per gramnya. Harga emas sejauh ini masih terjebak dikisaran US$1.930 dan berpeluang volatile setelah kebijakan bunga acuan dolar Amerika Serikat nantinya. *(ika)