Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Hingga Agustus 2023, Penerimaan Negara Capai Rp1.821,9 Triliun

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Jakarta| Realisasi APBN hingga akhir Agustus 2023 masih mencatatkan surplus sebesar Rp147,2 triliun dan keseimbangan primer juga dalam posisi surplus Rp422,1 triliun. 

Hal tersebut tercermin dari realisasi pendapatan negara yang telah mencapai Rp1.821,9 triliun atau 74% dari target APBN 2023, tumbuh 3,2%, dan belanja negara mencapai Rp1.674,7 T atau 54,7% dari target APBN 2023. 

Dengan kondisi tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyebutkan bahwa pembiayaan anggaran mengalami penurunan sangat tajam. 

“Karena penerimaan kita masih cukup baik, meskipun tadi tren growthnya mulai melemah, namun belanjanya tetap sesuai dengan yang ditargetkan. Kita lihat bahwa pembiayaan anggaran mengalami penurunan sangat tajam. Pembiayaan utang kita turun 40%,” ungkap Menkeu dalam Konferensi Pers APBN Kita yang dilaksanakan secara daring pada Rabu (20/9/2023).

Pembiayaan melalui utang masih on track dan antisipatif, serta dikelola secara terukur dengan mempertimbangkan dinamika atas kondisi pasar keuangan global. 

Pembiayaan juga diarahkan pada pengelolaan utang secara prudent, efisien, dan akuntabel.

Sampai dengan Agustus 2023, realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang tercatat hanya Rp198 triliun atau 28,4% dari target APBN 2023.

Capaian ini menurun tajam dibandingkan tahun lalu sebesar Rp332 triliun. Realisasi tersebut terdiri dari SBN Neto sebesar Rp183 triliun dan pinjaman neto sebesar Rp15 triliun.

APBN telah terus meningkatkan kekuatan, kemandirian, dan kesehatannya, sehingga pada saat dunia mengalami perubahan yang begitu cepat dengan inflasi yang mendadak tinggi dengan suku bunga yang dinaikkan secara drastis, APBN sebagai instrumen fiskal relatif bisa terjaga dan terlindungi. 

“Kalau APBN-nya terjaga maka APBN bisa menjaga masyarakat dan menjaga perekonomian. APBN yang kuat bisa melaksanakan tugas untuk stabilisasi untuk mendorong alokasi efisiensi dan juga untuk memperbaiki distribusi. Ini adalah sebuah prestasi yang sangat baik,” pungkas Menkeu.  *(jasmin)