Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dampak Data Pertumbuhan Ekonomi AS, IHSG dan Rupiah Bergerak Positif

Seorang warga menunjukkan uang kertas edisi khusus Rp75 ribu. Di perdagangan akhir pekan, kinerja mata uang rupiah diprediksi mampu menguat.suaratani.com-ika

SuaraTani.com – Medan| Harga minyak dunia berbalik turun setelah sempat menyentuh US$95 per barelnya. Pada sesi perdagangan pagi, harga minyak dunia ditransaksikan di level US$91,8 per barel

Sementara itu, rilis data pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS) di angka 2,1% pada kuartal kedua masih sesuai ekspektasi pasar sebelumnya.

Kinerja ekonomi AS tersebut dikatakan Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, menjadi kabar baik bagi pasar saham. 

Karena rilis data ekonomi tersebut mengurangi spekulasi kemungkinan kenaikan bunga acuan dalam waktu dekat, walaupun belum sepenuhnya menghapus kekhawatiran tersebut. 

“Mengingat yield atau imbal hasil US Treasury untuk tenor 10 tahun masih bertahan di atas level 4.5% atau dikisaran 4.598% pada perdagangan pagi ini,” kata Gunawan dii Medan, Jumat (29/9/2023).

Di sisi lain lanjut Gunawan, mata uang rupiah terpantau stabil diperdagangakan di kisaran 15.515 per dolar AS. Mata uang rupiah masih menunjukan kinerjanya yang cukup solid pada sesi pembukaan perdagangan. 

“Sementara harga emas ditransaksikan dikisaran level US$1.865 per ons troynya. Skenario kenaikan suku bunga acuan serta kenaikan yield obligasi AS yang terjadi baru baru ini memicu terkanan harga emas yang cukup signifikan,” terangnya.

Pada perdagangan hari ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka menguat di level 6.956. 

Sentimen pasar di akhir pekan terbilang sangat minim. Namun harga minyak mentah dunia yang terus beranjak naik akan memicu kekhawatiran bahwa inflasi memang benar-benar akan mengalami kenaikan dalam waktu dekat. Dan kian mendorong ekspektasi kenaikan bunga acuan di masa yang akan datang.

Sejauh ini, pelaku pasar masih menanti rilis data inflasi AS yang akan kembali menjadi acuan kebijakan investasi selanjutnya. 

Namun pasar di Asia besar kemungkinan tidak akan banyak bergerak. Hanya saja respon pasar saham di Asia baru akan terjadi nanti disaat rilis data inflasi AS selesai. 

Yang berarti bisa saja ada potensi gejolak pasar pada pembukaan perdagangan awal pekan depan. Dengan catatan rilis ata inflasi AS lebih buruk dari ekspektasi sebelumnya. 

Pelaku pasar di akhir pekan ini akan sangat berhati hati dalam bertransaksi. IHSg diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 6.920 hingga 6.990 pada perdagangan akhir pekan ini. 

IHSG masih akan kesulitan untuk melewati level 7.000 di akhir pekan ini, seiring dengan kinerja bursa di Asia yang juga tidak banyak mengalami kenaikan. 

Di sisi lain, bursa saham AS di pasar futures juga masih bertengger di zona merah pada perdagangan pagi. 

Untuk mata uang rupiah berpeluang ditransaksikan dalam rentang 15.450 hingga 15.510 per dolar AS. 

“Dan harga emas masih akan terjerembab dibawah level US$1.900. Emas berpeluang ditransaksikan di kisaran $1.850 hingga US$1.880 pada perdagangan hari ini,” pungkasnya. *(ika)