Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan, IHSG Melemah Tapi Rupiah Menguat

Grafik pergerakan emiten di IHSG. Di perdagangan hari ini ditutup menguat setelah BI mempertahankan suku bunga acuan.suaratani.com-ist

 SuaraTani.com – Medan| Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (21/9/2023) ditutup melemah 0.29% di level 6.991,47. 

IHSG gagal mempertahankan kinerjanya diatas level 7.000, meskipun pada sesi pembukaan perdagangan hari ini, IHSG justru sempat diperdagangkan di zona hijau. 

Meski demikian, kinerja IHSG sendiri masih lebih baik ketimbang sejumlah bursa di Asia lainnya yang ditutup melemah di atas 1%.

Di sisi lain, dampak dari sikap hawkish yang ditunjukan oleh Bank Sentral AS menjadi kabar yang buruk bagi perdagangan saham di zona Eropa. 

“Sejumlah bursa di Eropa tak ubahnya dengan bursa di Asia yang dibuka di zona merah. Dampak dari kekuatiran akan terjadinya perlambatan ekonomi yang lebih buruk masih menghantui pelaku pasar saat ini,” ujar Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) sesuai dengan proyeksi sebelumnya tetap mempertahankan besaran bunnga acuan di level 5.75%. 

Kebijakan BI tersebut disebutkan Gunawan justru direspon positif oleh pelaku pasar, yang ditunjukkan dengan mata uang rupiah yang bergerak menguat.

Setelah sempat melemah di atas 15.400 per dolar Amerika Serikat di awal perdagangan, sesaat setelah BI memutuskan besaran bunga acuan, mata uang rupiah langsung berbalik arah dan menguat di level 15.370 per dolar Amerika Serikat. 

Namun situasi berbeda justru ditunjukan oleh kinerja harga emas yang kian melemah di kisaran level US$1.924 per ons troy pada sesi perdagangan sore ini. 

“Harga emas masih belum mampu melawan tekanan dolar Amerika Serikat setelah The FED memberikan nada hawkish,” tuturnya.

Pelaku pasar selanjutnya akan mencermati kinerja bursa saham di AS sebagai penentu kebijakan investasi selanjutnya. 

“Kekhawatiran akan kenaikan bunga acuan seharusnya sudah mereda pada sesi perdagangan pekan depan. Karena dampak kekhawatiran dari kenaikan bunga acuan tersebut sejatinya akan diikuti dengan koreksi kinerja pasar keuangan dan komoditas,” pungkasnya. *(ika)