SuaraTani.com – Medan| Sumatera Utara (Sumut) diyakini membutuhkan lahan persawahan hingga 167 ribu hektar sehingga ketersediaan beras bisa terpenuhi secara mandiri.
Ini menurut Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin agar defisit beras yang terjadi di tahun 2021 seperti yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut tidak terulang.
“Mengacu kepada data yang dirilis BPS, disebutkan bahwa di tahun 2021, Sumut defisit beras hingga 14.89%. Artinya kebutuhan lebih tinggi daripada produksi. Ini yang harus ditutup agar kita mampu secara mandiri menyediakan kebutuhan berasnya,” ujar Gunawan di Medan, Sabtu (23/9/2023).
Disebutkan Gunawan, di tahun 2021, BPS Sumut mencatat produksi beras mencapai 1.184.040,26 ton, sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 yang disebutkan mencapai 1.164.434,86 ton.
“Sementara di tahun 2022, BPS menyebutkan kalau produksi beras Sumut sudah mencapai 1,2 juta ton, atau sudah melebihi produksi di 2 tahun sebelumnya, tapi saya hitung masih belum mampu memenuhi kebutuhan beras,” terangnya.
Hal ini menurut Gunawan didasarkan hitungan jumlah penduduk Sumut dikali dengan konsumsi beras per kapita dalam setahun.
Jika konsumsi beras masyarakat Sumut sebanyak 116 Kg per kapita per tahun, dan populasi masyarakat di Sumut 15.3 juta jiwa, maka dibutuhkan beras sebanyak 1.78 juta ton. Ada defisit sekitar 504 juta kilogram (Kg) beras di wilayah Sumut.
“Dan jika produksi per hektar sawah adalah sekitar 5 ton gabah, maka hitung-hitungan saya itu dibutuhkan sekitar 167 ribu hektar sawah baru agar bisa menutupi defisitnya,” terangnya.
Karena itu lanjut pria berkaca mata ini, respon Pemerintah Provinsi Sumut untuk mengatasi mahalnya harga beras dengan menambah luas sawah yang ditargetkan seluas 45 ribu Ha layak diapresiasi sekalipun luasnya masih belum sesuai harapan.
“Dan kita harapkan tentunya target tersebut bisa cepat direalisasikan, termasuk adanya upaya berkesinambungan untuk menambah luas areal sawah kedepan,” lanjutnya.
Selain untuk menjamin ketersediaan beras secara mandiri, upaya menambah lahan baru persawahan ini disebutkan Gunawan juga untuk mengendalikan harga beras.
Karena diketahui, ketersediaan beras yang terbatas sementara permintaan tetap dan tak jarang cenderung meningkat mengakibatkan harga terkerek naik.
“Dan saat ini sudah kita rasakan, harga beras untuk kategori medium di pasaran itu sudah di atas Rp13 ribu per Kg nya,” pungkasnya. *(ika)