Hamparan padi yang baru ditanam di Kabupaten Serdangbedagai. Pemprov Sumut melalui Dinas Ketapang TPH menyiapkan berbagai strategi untuk mengantisipasi dampak El Nino.suaratani.com-ika
SuaraTani.com – Medan| Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumatera Utara (Sumut) menyiapkan 181 titik sumur bor dan 289 unit pompa air ke berbagai kabupaten sentra pertanaman pangan.
Kepala Dinas Ketapang TPH) Sumut, Rajali, mengatakan, keberadaan sumur bor dan pompa air ini bentuk antisipasiuntuk mengantisipasi dampak kekeringan pada Juni-Agustus 2023 akibat badai El Nino, agar produksi pangan tidak terganggu.
“Karena Sumut memilih mempercepat masa tanam padi sebagai antisipasi kekeringan,” ujar Rajali saat dihubungi, Rabu (31/05/2023).
Selain menyiapkan sumur bor dan pompa air kata Rajali, sejumlah rencana aksi dilakukan, diantaranya melakukan program Gerakan kejar tanam seluas 1.000 hektar (ha), meningkatkan Indeks Pertanaman (IP).
Budidaya hemat air, penggunaan benih toleran kekeringan dan Organisme Pengganggu Tumbuhan, sosialisasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) kepada petani serta menyiapkan Brigade El Nino.
Dan menyiapkan sebanyak 2 juta polibag berisi benih cabai merah sebagai langkah antisipasi.
“Antisipasi El Nino harus kita lakukan secara serius karena disebut-sebut berpotensi menurunkan produksi hingga sebesar 45%,” sebutnya.
Rajali berharap, beragam upaya yang dilakukan tersebut akan mampu mengamankan target produksi pangan dan hortikultura Sumut di tahun 2023, sehingga stabilitas pangan tetap terjaga.
“Tahun 2023, target produksi padi Sumatera Utara sebanyak 4,066 juta ton, jagung sebanyak 1,953 juta ton, ubi kayu 1,086 juta ton, ubi jalar 81,542 ton, kedelai 4,983 ton, kacang tanah 5,138 ton dan kacang hijau 3,815 ton,” terangnya.
Secara terpisah Plh Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketapang TPH Sumut, Mugiono, mengaku telah mendistribusikan bantuan benih padi, baik yang bersumber dari APBD Sumut Tahun Anggaran 2023, APBN 2023 maupun bantuan langsung dari pemerintah pusat, ke berbagai kelompok tani penerima di berbagai kabupaten.
Hal ini dimaksudkan agar para petani bisa segera memulai proses pertanaman padi dalam upaya mengantisipasi badai El Nino.
“Tahun 2023, bantuan benih padi yang bersumber dari APBD Sumut untuk areal seluas 3.400 hektar, serta 11 ribu hektar dari APBN Tahun Anggaran 2024 dan bantuan langsung pemerintah pusat seluas 9.300 hektar,” kata Mugiono.
Secara terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Dinas Ketapang TPH Sumut, Marino, memprediksi, pertanaman seluas 183.286 ha di 16 kabupaten/kota berpotensi mengalami kekeringan pada Juni 2023.
Kabupaten dimaksud seperti Karo (9.445 ha), Langkat (9.553 ha), Asahan (50.278 ha), Dairi (23.475 ha), Deliserdang (46.444 ha), Humbanghasundutan (3.225 ha), Padangsidimpuan (3.201 ha).
Labuhanbatu Selatan (44 ha), Labuhanbatu (3.659 ha), Mandailing Natal (8 ha), Padang Lawas (869 ha), Pakpak Bharat (3.050 ha), Batu Bara (28.186 ha), Pematangsiantar (1.537 ha), Tanjungbalai (78 ha) dan Tebingtinggi (234 ha).
“Itu berdasarkan laporan dari personel di lapangan terkait perubahan iklim akibat terdampak El Nino,” sebutnya.
Mengenai kesiapan sarana produksi pertanian (saprodi) terkait percepatan pertanaman, khususnya pupuk bersubsidi, Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Ketapang TPH Sumut, Jonni Akim Purba, menjelaskan, akan segera mengusulkan pendistribusian pupuk bersubsidi kepada pihak Pupuk Indonesia agar mampu memenuhi kebutuhan petani Sumut.
“Setelah tahu data kebutuhan pupuk untuk percepatan pertanaman, kita segera ajukan kebutuhan pupuk bersubsidi ke PT Pupuk Indonesia,” kata Jonni Akim. *(ika)