SuaraTani.com – Gresik| Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) meninjau kesiapan program "Smart Precision Farming" yang digagas Petrokimia Gresik untuk mempersiapkan masa depan pertanian Indonesia, di Gresik, Jawa Timur, Selasa (30/5/2023) malam.
Mentan SYL dalam arahannya menyampaikan bahwa, pertanian adalah sumber daya yang saat ini paling siap untuk mendukung negara semakin kokoh, kuat, dan sejahtera.
Apalagi pertanian juga bersentuhan langsung dengan masyarakat yang dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian beserta sektor lain.
"Kalau begitu Petrokimia Gresik menjadi sangat penting bagi Republik ini. Petrokimia Gresik menjadi kekuatan yang utama. Tapi kita tidak bisa bertani seperti kemarin, tertinggal banget. Ongkosnya bisa mahal, hasilnya sederhana," tandas Menteri SYL.
Untuk itu ia mengapresiasi program Smart Precision Farming yang digagas Petrokimia Gresik untuk pertanian Indonesia semakin baik.
"Petrokimia tidak boleh kalah dengan yang lain. Kalau secara nasional iya (maju, Red), tapi kita juga harus lihat bagaimana majunya Thailand, bagaimana majunya India. Beruntung kita hari ini melihat Smart Precision Farming," tandas Menteri SYL.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan, program "Smart Precision Farming" nantinya akan dijalankan dengan mengembangkan teknologi baru pada pertanian Indonesia.
Seperti penggunaan produk pupuk dengan teknologi nano, serta pemanfaatan drone untuk pemupukan maupun pemantauan pertumbuhan tanaman.
"Pupuk Petrokimia Gresik berteknologi nano ini nanti akan menjadi yang pertama diproduksi oleh produsen pupuk Indonesia. Pupuk ini akan kami luncurkan di hari ulang tahun ke-51 Petrokimia Gresik dan memiliki sejumlah kelebihan, diantaranya pengaplikasian yang jauh lebih efektif dan efisien. Sedangkan Smart Precision Farming akan terus kami kembangkan dan persiapkan dengan baik agar dapat segera terimplementasi," terangnya.
Pupuk dengan teknologi nano ini nantinya akan diaplikasikan ke lahan pertanian dengan menggunakan drone yang beberapa waktu lalu telah di uji coba oleh Petrokimia Gresik.
Pemanfaatan drone untuk pemupukan akan menghemat biaya produksi bagi petani, dimana salah satu item cost yang mahal dalam budidaya pertanian adalah tenaga kerja.
Sedangkan drone cukup dioperasikan oleh satu orang, dan bisa menjangkau hingga 20 hektare lahan setiap harinya.
Drone ini telah dilengkapi dengan alat pendeteksi kondisi tanaman, jika ada tanaman yang kekurangan pupuk maka akan melakukan penambahan dosis pupuk sesuai kebutuhan.
Sebaliknya, jika tanaman sudah subur maka dosis pupuknya juga akan dikurangi, sehingga pemupukannya lebih presisi.
Petrokimia Gresik saat ini memiliki dua drone, dan akan ada penambahan sampai 100 unit drone.
Harapannya nanti di setiap area ada skuadron drone yang kerjanya melengkapi Mobil Uji Tanah (MUT) Petrokimia Gresik dan keliling ke seluruh Indonesia.
Selian itu, drone ini juga bisa meng-capture geospasial sehingga bisa melihat kondisi tanaman yang dibudidaya, apakah tumbuh subur atau sebaliknya.
Hasil capture ini juga dapat dikoneksikan dengan satelit, sehingga scale up-nya bisa dimanfaatkan untuk pertanian Indonesia, dimana hasil capture ini dapat memberikan data luas tanam yang ada di negara ini.
"Ini merupakan inovasi dari Insan Petrokimia Gresik untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan pertanian di Indonesia di masa mendatang," tandasnya.
Terakhir, Dwi Satriyo juga mengatakan, "Smart Precision Farming" sebagai sarana untuk semakin meningkatkan ketertarikan generasi muda terjun di sektor pertanian.
Mengingat generasi muda identik dengan teknologi dan segala sesuatu yang praktis.
"Ini adalah angin segar bagi sektor pertanian Indonesia yang harus terus kita dorong dengan kemajuan teknologi,” pungkasnya. *(junita sianturi)