Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Penurunan Harga Cabai Hingga Sawit Bikin Daya Beli Petani Sumut Terpuruk Kian Dalam

Pedagang menyiapkan pesanan pembeli. Penurunan harga cabai merah menjadi penyebab NTP Sumut di bulan Mei turun.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Nila tukar petani Sumut pada Mei 2023 mengalami penurunan 2.3%. Berdasarkan rilis BPS, NTP petani di Sumut saat ini berada diangka 123,51. 

Penurunan ini menurut Ekonom Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Gunawan Benjamin seakan menunjukan bahwa rata rata petani Sumut daya belinya masih relatif terjaga. 

Namun, untuk beberapa sektor justru daya beli petani Sumut kian terbenam belakangan ini.

Katakanlah petani hortikultura yang indeksnya jauh dibawah angka 100. Saat ini NTP hortikultura  berada diangka 83.60. 

“Salah satu yang paling tergambar dari penurunan NTP Hortikultura adalah penurnan harga cabai yang sejauh ini masih dibawah harga keekonomiannya. Petani cabai setidaknya membutuhkan rata rata harga minimal Rp28 ribu agar NTP nya bisa dikerek mendekati 100,” ujar Gunawan Benjamin di Medan, Kamis (8/6/2023).

Pada dasarnya NTP hortikultura tidak melulu berbicara cabai. Masih ada sejumlah komoditas sayuran lainnya termasuk tanaman obat didalamnya. 

Disusul selanjutnya NTP peternakan yang juga masih di bawah 100. Meskipun di bulan Mei kemarin NTP peternakan naik 2.16%, namun besaran NTP peternaan masih di level 98.14.

Akan tetapi untuk NTP Peternakan, Gunawan sangat yakin sekali indeksnya akan mencapai 100 di bulan juni ini. 

Hal ini seiring dengan membaiknya harga jual daging dan telur ayam, sekalipun dari sisi produksinya diproyeksikan lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. 

“Walau demikian untuk mencapai indeks 100 saya pikir dengan realisasi daging dan telur ayam saat ini, nilainya akan lebih dari 100 di bulan Juni,” sebutnya.

Selain 2 NTP tersebut, ada NTP Perikanan yang sejauh ini angkanya masih diatas 100, atau tepatnya di 107,21. 

Mahalnya harga ikan segar belakangan ini menjadi gambaran membaiknya NTP perikanan. Hanya saja untuk ikan yang dihasilkan dari budidaya, angkanya masih dibawah 100 atau tepatnya 98.82.

Sehingga kalau disimpulkan, daya beli petani di Sumut yang menyediakan kebutuhan pangan pokok untuk masyarakat masih terpuruk.

Berbeda dengan sejumlah petani lainnya, petani untuk tanaman perkebunan rakyat daya belinya masih terjaga. Karena NTP nya masih diatas 100 atau tepatnya di angka 156.73. 

Namun yang perlu diwaspadai terjadi penurunan indeks yang cukup besar dalam sebulan terakhir, penurunannya mencapai 4.37% secara bulanan.

Penurunan NTP perkebunan ini sangat kuat hubungannya dengan penurunan harga komoditas unggulan Sumut, utamanya kelapa sawit. 

Penurunan harga sawit yang berlanjut, sangat berpeluang untuk memicu terjadinya penurunan pada NTP petani di masa yang akan datang. 

“Saya menilai dari sekian banyak petani, petani perkebunan dan hortikultura yang memberikan kontribusi besar bagi sektor pertanian di wilayah Sumut. Akan tetapi gambaran daya beli petaninya terlihat jauh berbeda antara petani di masing masing sub sektor nya,” pungkasnya. *(ika)