Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menanti Arah Pelaku Pasar Menentukan Kebijakan Investasi

Grafik kinerja IHSG. Di pekan ini, IHSG diproyeksikan akan bergerak volatile seiring dengan sejumlah agenda penting di Amerika Serikat.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) terkaiit besaran suku bunga acuan menjadi salah satu agenda yang sangat dinanti pelaku pasar di pekan ini.

Kebijakan tersebut sangat penting karena sangat menentukan bagaimana nantinya negara lain dalam merespon kebijakan terssebut. 

Sejauh ini memang The FED atau Bank Sentral AS diperkirakan akan menahan besaran bunga acuannya.

Namun menurut Analis Keuangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, bukan berarti The FED akan bertindak seperti yang diperkirakan. 

Segala kemungkinan masih bisa saja terjadi. Dan sekalipun The FED nantinya benar benar menahan besaran bunga acuan, maka bukan lantas hal tersebut akan menjadi satu satunya penggerak pasar. 

Masih ada pernyataan dari Gubernur Bank Sentral AS yang meski dicerna dengan hati hati. 

“Jadi pada dasarnya, tidak ada satupun kabar baik yang akan tersaji di pekan ini. Karena sekalipun ada kabar yang sesuai dengan harapan pelaku pasar atau ekonom sebelumnya, bukan serta merta akan menjadi kabar baik bagi pasar keuangan di dunia.  Pelaku pasar justru akan lebih waspada selama perdagangan sepekan kedepan,” kata Gunawan di Medan, Minggu (11/6/2023).

Ditambahkannya, sebelum kebijakan besaran bunga acuan diambil, akan ada rilis data penting yakni besaran inflasi di AS. 

Sejauh ini diproyesikan akan mengalami penurunan di angka 4% secara YoY. Namun sekalipun nantinya turun, tapi realisasinya masih jauh dari harapan The FED di kisaran 2%. 

Sehingga bagaimana sikap The FED terhadap situasi ekonomi di AS nantinya juga perlu disikapi dengan hati hati.

Menanggapi hal tersebut, kinerja IHSG diproyeksikan Gunawan akan volatile dalam rentang 6630 hingga 6.800., dimana pasar saham global juga berpeluang untuk bergerak dalam rentang yang cukup lebar, karena pekan ini pelaku pasar akan menentukan bagaimana arah kebijakan investasinya kedepan. 

“Dan segala bentuk penafsiran dan dituangkan dalam kebijakan investasi, akan membuat pasar saham seolah bergerak tanpa arah yang jelas,” terangnya.

Selain indeks saham, kinerja mata uang rupiah diproyeksikan masih berpeluang untuk kembali menguji level 15 ribu per dolar AS. Atau setidaknya masih akan berkonsolidasi di kisaran level tersebut. 

Dolar AS sejauh ini bergerak menguat menjelang keputusan kebijakan bunga acuan. Dimana merepresentasikan bahwa pasar melihat masih ada kemungkinan bunga acuan dinaikkan pada pertemuan tgl 15 mendatang.

Untuk kinerja harga emas juga berpeluang mengalami tekanan, meskipun diproyeksikan akan berkonsolidasi dalam rentang US$1.930 hingga US$1.970 per ons troynya. 

Akan tetapi emas berpeluang naik jika seandainya the FED justru menahan kebijakan bunga acuan, dan memberikan sinyalemen dovish kebijakan moneternya. 

“Namun, hal sebaliknya bisa terjadi kalau The FED secara keseluruhan bersikap hawkish di pekan ini,” pungkasnya. *(ika)