Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kemendikbudristek Sambut Dukungan Komunitas di Program Merdeka Belajar

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengapresiasi dukungan komunitas unutk program Merdeka Belajar.suaratani.com-ist

SuaraTani.com - Jakarta| Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengapresiasi dukungan dari berbagai komunitas terhadap program  'Merdeka Belajar'. 

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan kebijakan Merdeka belajar tidak ada artinya tanpa gerakan dan berjalan di lapangan. 

Dukungan komunitas dalam kegiatan rembuk komunitas yang digelar Komunitas Kami Pengajar, Komunitas Sidina, dan Komunitas Pemuda Pelajar Merdeka dapat menghasilkan gerakan Merdeka Belajar secara berkelanjutan.

“Kebijakan Merdeka belajar itu tidak ada artinya tanpa gerakan dan berjalan di lapangan, karena itu kuncinya. Hari ini, yang sekarang hadir di sini adalah wakil untuk bergerak mulai dari rumah tangga, sekolah, dan kampus,” kata Nadiem dikutip dari laman Kemdikbud.go.id, Jumat (16/6/2023).

Kepada Komunitas Kami Pengajar, Mendikbudristek mengapresiasi atas program yang telah dilakukan dalam mendukung Merdeka Belajar, salah satunya dengan mengadakan pelatihan bagi guru-guru di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal). 

Dikatakan Nadiem, pelatihan langsung yang diberikan kepada ribuan guru di daerah 3T akan memberikan dampak yang besar atas kebijakan Kemendikbudristek. Selain itu, kebijakan tersebut dapat tersampaikan ke seluruh masyarakat Indonesia. 

Kebijakan itu antara lain seperti Dana BOS Majemuk yang nilainya berbeda-beda sesuai tingkat kemahalan di daerah, Kampus Mengajar, Buku Bacaan Bermutu, Kurikulum Merdeka, hingga KIP Kuliah.

“Kebijakan dana BOS dahulu disamaratakan seluruh Indonesia, dan buat kami ini tidak masuk akal karena keseragaman bukan berarti suatu keadilan,” tutur Mendikbudristek.

Pada Program Kampus Mengajar, Mendikbudristek menjelaskan dampak yang dirasakan adalah banyak peningkatan literasi dan numerasi anak-anak di daerah 3T. 

Menurutnya, kehadiran mahasiswa ke daerah 3T untuk membantu guru-guru di sekolah dalam pembelajaran sangat dirasakan.

“Mahasiswa yang ke daerah 3T juga mengajarkan bagaimana para guru di sana menggunakan aplikasi pembelajaran, dan itu juga menunjukkan jiwa kepemimpinan masa depan,” imbuh Mendikbudristek.

Selanjutnya, Mendikbudristek menyampaikan kebijakan terkait literasi dalam Merdeka Belajar Episode ke 23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. 

Program ini merupakan salah satu program khusus bagi daerah 3T atau sekolah-sekolah dengan tingkat literasi rendah.

“Kita sudah mendistribusikan lebih dari 15 juta eksemplar buku di sekolah-sekolah dengan tingkat literasi terendah di daerah 3T. Buku-buku tersebut tentunya adalah buku bacaan yang menyenangkan yang ditulis oleh penulis-penulis terbaik,” tutur Mendikbudristek.

Untuk seluruh kebijakan Merdeka Belajar, Mendikbudristek mengajak Komunitas Merdeka Belajar untuk terus berkolaborasi. 

Sebagai contoh, bagi Komunitas Ibu Penggerak Sidina bisa membuat acara di sekolah untuk menyebarkan betapa pentingnya dukungan orang tua terhadap program-program Merdeka Belajar.

Nadiem menyampaikan pentingnya dukungan komunikasi dari para komunitas untuk Gerakan Merdeka Belajar. 

“Peran komunitas tidak harus selalu hanya menyosialisasikan program kami, tetapi juga membantu kami memberikan masukan atas kebijakan yang dikeluarkan,” tutur Mendikbudristek.

Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, turut mengapresiasi keberadaan dan peranan Komunitas Merdeka Belajar yang telah berkolaborasi dengan Kemendikbudristek. 

Dikatakan Suharti, melalui Komunitas Merdeka Belajar, Program Merdeka Belajar dapat tersosialisasikan secara luas ke masyarakat dan berimplikasi dengan beragam cerita inspirasi dari seluruh wilayah di Indonesia.

“Kemendikbudristek akan selalu mendukung kolaborasi ini. Kami harap Merdeka Belajar Episode ke 1 sampai 24 dapat memberikan dampak yang sangat besar dalam upaya Kemendikbudristek meningkatkan mutu pendidikan secara komperehensif, berkelanjutan, dan menyuruh,” tutur Suharti.

 Co-Founder Komunitas Sidina, Isti Budhi Setiawati, berharap dengan adanya komitmen bersama dari Komunitas Merdeka Belajar atas Gerakan Merdeka Belajar sebagai program yang berkelanjutan.

"3 komunitas ini merupakan perwakilan dari tri sentra pendidikan, sehingga mudah-mudahan Merdeka Belajar dapat terus menjadi gerakan yang berkelanjutan demi menghasilkan generasi unggul 2045,” tutur Isti.

Ke depan, Komunitas Pemuda Pelajar Merdeka akan terus menyosialisasikan Merdeka Belajar dan mengangkat praktik baik dari penerima manfaat agar menjadi inspirasi bagi para pemuda lainnya. 

Para komunitas akan membantu khususnya pada Program Merdeka Belajar yang berfokus pada pelajar dan mahasiswa. *(desi)