Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Forum Bisnis & Investasi Berbasis Alam Gali Peluang Ekonomi Restoratif di Cagar Biosfer

Penandatanganan perjanjian kerjasama dalam Merancang, Merencanakan, Melaksanakan dan Mengembangkan Proyek Percontohan (Pilot Project) Multiusaha Kehutanan di Kabupaten Sigi dan Sulawesi Tengah yang ditandatangani oleh (ki-ka) Waket Umum Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kadin Sulteng, Zulfakar Nasir, ST Bupati Sigi, Mohamad Irwan, S. Sos.,M.Si Gita Syahrani, Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) Silverius Oscar Unggul, KADIN RFB (Regenerative Forest Business).suaratani.coom-ist

SuaraTani.com - Sigi| Provinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten Sigi berkolaborasi menyelenggarakan “Forum Bisnis dan Investasi Pertama Tentang Inovasi Berbasis Alam". Forum bisnis ini untuk menggali Peluang Ekonomi Restoratif di Cagar Biosfer Sulawesi Tengah. 

Forum ini mempertemukan para investor lokal dan internasional, pemimpin bisnis, pemerintah daerah. Kemudian, mitra pembangunan dan perwakilan masyarakat.

Pertemuan ini mendiskusikan peluang investasi  di cagar biosfer, dan mengeksplorasi bagaimana kekayaan alam ini dapat ditransformasikan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Asisten I Sulteng Fahrudin Yanbas saat membacakan sambutan Gubernur Sulawesi Tengah, Ma'mun Amir, mengatakan Sulawesi Tengah memiliki Cagar Biosfer Lore Lindu. Cagar ini merupakan rumah bagi banyak spesies flora dan fauna unik.

"Sulawesi Tengah juga memiliki cakupan hutan yang luas yakni sekitar 64% dari total luas daratan.
Ini membuat Sulteng memiliki kekayaan sumber daya alam, ekosistem dan keanekaragaman hayati yang melimpah," ujarnya.

Hal itu disampaikannya pada pembukaan Forum Bisnis dan Investasi Tentang Inovasi Berbasis Alam di Bukit Doda, Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (23/6/2023).

Potensi ini kata Fahrudin, perlu terus digali dan dioptimalkan pemanfaatannya agar memberikan manfaat yang optimal untuk masyarakat.

Forum Bisnis dan Investasi Inovasi Berbasis Alam ini menyajikan ragam portofolio bisnis dan investasi. 

Dengan pendekatan inovasi basis alam yang dikembangkan Provinsi Sulawesi Tengah lewat kabupaten Kabupaten Sigi, Donggala, Parigi Moutong.

Kabupaten Poso dan Kota Palu serta kabupaten anggota LTKL lainnya secara bertahap dengan asistensi Kementerian Investasi dan para mitra.

Bupati Sigi, Mohamad Irwan Lapatta, menyebutkan, dalam forum ini ada 5 fokus prioritas yang akan dikembangkan.

Pertama, pengembangan ekonomi berbasis multi usaha kehutanan.

Kedua, peningkatan produktivitas komoditas perkebunan ekonomi berbasis dan agroforestri dengan praktek berkelanjutan.

Ketiga, pengembangan industri hilirisasi berbasis alam menjadi produk bernilai tambah. Keempat, jasa ekosistem. Kelima, ekowisata.

“Pada rangkaian acara hari ini, peserta akan mendapat kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan pelaku usaha hilirisasi, petani dan pekebun komoditas. Dan, dilanjutkan dengan berkunjung ke beberapa lokasi produksi komoditas dari kopi, kakao, bambu, hingga vanili,” tambahnya.

Sekjen Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), Nelson Pomalinggo yang juga merupakan Bupati Kabupaten Gorontalo menyampaikan, forum ini merupakan awal usaha percepatan pemenuhan target investasi.Untuk pengembangan investasi berbasis alam anggota LTKL sebesar US$180 juta sampai 2030.

Laporan khusus tahun 2019 dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyoroti,  inovasi berbasis alam dapat berkontribusi hingga 37% dalam pengurangan emisi yang diperlukan untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius.

Selain itu, laporan ini juga menekankan berbagai manfaat dari inovasi berbasis alam, termasuk peningkatan ketahanan pangan, ketersediaan pasokan air, dan kesehatan manusia.

Potensi investasi inovasi bisnis alam juga terbilang besar. Laporan World Resource Institute (WRI) pada tahun 2019 yang memperkirakan, investasi global sebesar US$1,8 triliun dalam Inovasi Berbasis Alam dari tahun 2020 hingga 2030 dapat menghasilkan manfaat bersih sebesar US$7,1 triliun.

Laporan lain dari UNEP (The United Nations Environment Programme) tahun 2022 menyebutkan pendanaan publik untuk investasi model ekonomi berbasis alam mencapai US$154 miliar.

Direktur Promosi Investasi Wilayah Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, dan Pasifik Kementerian Investasi/BKPM, Saribua Siahaan, mengatakan yang dilakukan Kabupaten Sigi dan Pemprov Sulawesi Tengah merupakan sebuah prestasi.

Ini karena Forum Bisnis dan Inovasi sebesar ini dilakukan tidak di ibukota negara. Tapi di sebuah kabupaten di pulau Sulawesi, yang berhasil bangkit dari berbagai hantaman pasca bencana gempa dan likuifaksi maupun Covid-19.

Laporan World Resource Institute (WRI) pada tahun 2019, memperkirakan investasi global berbasis alam sebesar US$1,8 triliun dari tahun 2020 hingga 2030 dapat menghasilkan manfaat bersih sebesar US$7,1 triliun.

Berdasarkan Global Sustainable Fund Flows (Morningstar, 2022), aset dana berkelanjutan global tercatat sebanyak $2,74 triliun pada Desember 2021. Dibandingkan tahun sebelumnya, dana berkelanjutan ini meningkat sebesar 53%.

Dana berkelanjutan global ini mencakup dana terbuka dan dana yang diperdagangkan di bursa. Dengan tujuan investasi yang berkelanjutan dan/atau menggunakan kriteria LST dalam penentuan keputusan investasi mereka.

“Panduan ini dapat dipakai oleh berbagai pihak, khususnya investor, bisnis, dan pemerintah. Untuk mendorong semakin banyaknya investasi-investasi yang tidak hanya memiliki nilai ekonomi tapi juga berdampak baik,” paparnya.

BKPM juga berupaya mendorong investasi berkelanjutan salah satunya melalui penyusunan Peta Peluang Investasi (PPI).

Melalui Peta Peluang Investasi, Kementerian Investasi mengumpulkan berbagai potensi daerah yang siap ditawarkan sebagai peluang investasi.

Oleh karena itu, pihaknya mendukung penuh kolaborasi lintaspemerintah, lintas sekor dan multipihak untuk mewujudkan target pembangunan ekonomi lestari. *(junita sianturi)