Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas TPH Sumut, Joni Akim Purba, saat memberikan penjelasan terkait pupuk subsidi, Rabu (31/5/2023).suaratani.com-ika
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas TPH Sumut, Jonni Akim Purba, mengatakan, setiap gudang penyanggah setidaknya harus memiliki stok yang banyak setiap kali mendekati musim tanam.
"Sehingga tidak boleh kosong, bahkan tidak boleh sedikit. Karena jika pada saat bersamaan permintaan pupuk dari kelompok tani banyak, maka akan kerepotan," ujar Joni Akim saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (31/5/2023).Joni menerangkan, dalam penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi, ada 3 lini yang harus dipastikan.
Lini I ada di pabrik penghasil pupuk. Untuk pupuk Urea ada di Lhokseumawe melalui Pupuk Iskandar Muda (PIM) , sementara untuk pupuk Petrokimia Ponska ada di Gresik melalui Petrokimia Gresik (PG).
Dari Lini I, maka pupuk bersubsidi akan dibawa ke Lini II, yang untuk wilayah Sumut ada di kawasan Belawan.
"Dari Lini II inilah pupuk dibawa ke Lini III yang berbentuk gudang penyanggah, yang akan menjadi ujung tombak penyaluran ke petani melalui distributor," terangnya.
Karena itu, kata Joni Akim, setiap kali akan memasuki musim tanam, ia selalu mewanti-wanti Pupuk Indonesia agar benar-benar menyiapkan stok pupuk bersubsidi dari Lini I hingga Lini III.
"Karena itu masih tanggungjawab mereka, tetapi tetap harus kita pantau agar tidak terjadi masalah. Kalau saya secara pribadi, baru akan merasa tenang jika di Lini III atau di gudang penyanggah itu ada stok pupuk lebih dari 300 ton," tambahnya.
Saat ini, Dinas TPH Sumut mengejar percepatan musim tanam untuk meminimalisir dampak El Nino yang akan mengakibatkan kekeringan. *(ika)