Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pacu Produktivitas, Industri Mamin Didorong Manfaatkan Teknologi Digital

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika berfoto bersama Business Vice President Industrial Automation Schneider Electric Indonesia, Martin Setiawan.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Jakarta| Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu subsektor manufaktur yang menjadi prioritas pengembangan untuk bertransformasi ke arah digitalisasi. 

Pemanfaatan teknologi industri 4.0 pada industri mamin bertujuan untuk memacu produktivitas secara lebih efisien dan berkualitas sehingga meningkatkan daya saing industri.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika, mengatakan, dalam hal percepatan transformasi digital, Kemenperin menyediakan fasilitas yang mencakup pelaksanaan self-assessment INDI 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) dengan target 800 perusahaan pada tahun 2022 dan 2023.

“Dan dilanjutkan dengan bimbingan teknis transformasi industri 4.0 bagi manager dan engineer, serta penerapan industri 4.0 secara bertahap,” kata Putu Juli Ardika di Jakarta, Jumat (17/2/2023).

Putu mengatakan, mengingat pentingnya transformasi digital pada sektor mamin, Kemenperin terus mengimplementasikan upaya strategis untuk mendorong peningkatan daya saing dan produktivitas. 

Hal ini agar industri mamin nasional mampu berkompetisi di tingkat global dengan mendorong penerapan teknologi industri 4.0 di sektor tersebut, baik pada tahapan produksi, distribusi, hingga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) industri.

Putu menambahkan, transformasi digital pada industri mamin diharapkan turut mampu mendukung keberlanjutan industri atau sustainability dan industri hijau yang saat ini sedang menjadi tren dunia. 

Upaya tersebut juga untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan dan mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

“Perusahaan industri sudah menyadari akan pentingnya industri 4.0 dan mulai melakukan transformasi agar menjadi lebih efisien. Perusahaan industri mamin juga telah berupaya melakukan efisiensi energi dengan memperbarui teknologi yang lebih hemat energi, manajemen energi yang lebih baik, serta penggunaan energi terbarukan seperti solar panel dan biomassa untuk bahan bakar boiler,” lanjut Putu.

Saat ini sudah ada 10 perusahaan industri mamin yang telah mendapatkan sertifikasi industri hijau. Pemerintah terus mendorong pemanfaatan sumber daya lokal sebagai sumber energi bersih seperti implementasi biodiesel berbasis sawit dan reseach & development pemanfaatan biomassa untuk energi berkelanjutan.

“Berbagai kebijakan telah digulirkan pemerintah untuk mendorong daya saing industri mamin melalui transformasi teknologi, oleh karena itu kami juga berharap dukungan dan kerjasama dari para pelaku industri di tanah air,” ucap Putu.

Dalam mendorong transformasi digital pada industri mamin, Kemenperin juga mendukung kemitraan strategis antara Schneider Electric™ dan Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI). Salah satu poin dalam kerjasama tersebut di antaranya memperkuat kemampuan SDM di industri mamin untuk menghadapi era transformasi digital.

Menurut Putu, hingga saat ini hampir semua industri mamin sudah melakukan automasi, terutama pada proses produksinya. 

Hal yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan SDM industri terus berkembang mengikuti tuntutan zaman. Untuk menjawab hal itu, Kemenperin berupaya untuk mendorong pelatihan manajer transformasi digital.

“Kami menargetkan akan ada 1.200 orang akan dilatih dalam program Training of Trainer (ToT) dan diharapkan menjadi manajer transformasi digital. Selanjutnya mereka akan bisa membimbing industri mamin yang ada dalam ekosistem tersebut,” tambah Putu.

Dirjen Agro Kemenperin menyebut, industri mamin tumbuh positif selama tahun 2020 hingga 2022. Pada tahun 2022, industri mamin tumbuh 4,90% (yoy) dan menjadi kontributor terbesar terhadap PDB industri pengolahan non migas pada tahun 2022, sebesar 38,35%. 

Ekspor makanan dan minuman termasuk minyak sawit mencapai US$48,61 miliar pada Januari-Desember 2022.  Sementara, impornya sebesar US$16,52 miliar pada periode yang sama. 

“Kami mencoba optimis dengan harapan industri mamin 2023 bisa tumbuh sekitar 6,25%,” ujar Putu.

Melihat data tersebut, industri mamin terbukti memiliki resistensi yang tinggi terhadap hantaman pandemi dan ketidakpastian global. 

Pada saat pandemi Covid-19, industri mamin merupakan salah satu industri yang kritikal dan esensial, sehingga pertumbuhannya terus terjaga karena produk-produk yang dihasilkan sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. 

Adanya pandemi juga menjadi faktor yang mendorong industri mamin dalam menerapkan transformasi digital. 

Di masa pembatasan mobilitas karena pandemi, Kemenperin juga mendukung industri untuk tetap dapat beroperasi dengan penerbitan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas).

Sementara itu, Ketua Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman, memproyeksikan pertumbuhan mamin 2023 lebih dari 5%. 

“Proyeksi kami mamin tumbuh 5% sampai 7% pada tahun 2023,” imbuhnya. *(jasmin)