Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kemenperin dan Pemda Optimalkan Anggaran Dekonsentrasi untuk Sejahterakan IKM

Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita saat pembukaan Rakor Pengarahan dan Pengendalian DIPA Tahun Anggaran 2023 di Palembang, beberapa waktu lalu.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Jakarta| Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) terus bersinergi dengan pemerintah daerah untuk menyelaraskan program peningkatkan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) di masing-masing daerah. 

Setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berakhir pada tahun 2022, diharapkan anggaran dekonsentrasi dapat dimanfaatkan dengan baik untuk membangkitkan gairah pelaku IKM yang terdampak pandemi.

“Kami berharap pemanfaatan dana dekonsentrasi dapat membangkitkan sektor IKM yang terimbas pandemi Covid-19 agar tetap dapat berproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor, serta memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia,” ujar Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita, di Jakarta, Jumat (10/2/2023).

Reni menegaskan, anggaran dekonsentrasi tahun ini akan difokuskan pada tiga hal, yakni penanganan kemiskinan ekstrem, pendataan, serta pembinaan melalui kegiatan One Village One Product (OVOP) atau Satu Desa Satu Produk. 

“Dengan ditiadakannya PPKM, kegiatan penumbuhan, pengembangan, serta peningkatan daya saing pelaku IKM di berbagai daerah semakin meningkat,” tegasnya.

Reni mengapresiasi pemerintah daerah yang aktif berupaya membina dan meningkatkan daya saing IKM. 

Adapun kinerja kegiatan dekonsentrasi bidang perindustrian sepanjang 2022 tercatat telah menumbuhkan hingga 4.579 wirausaha baru (WUB), dengan sebanyak 2.572 WUB diantaranya telah mendapatkan legalitas usaha. 

Selain itu, Ditjen IKMA telah membina sebanyak 1.574 sentra OVOP, serta memfasilitasi pengembangan produk yang dilaksanakan kepada 1.133 pelaku IKM.

“Realisasi anggaran Ditjen IKMA pada tahun 2022 mencapai 98,68%, dengan realisasi dekonsentrasinya sebesar 97,97%. Tercatat ada satu satuan kerja (satker) dekon yang realisasinya masih di bawah rata-rata (dibawah 91,20%) dan 5 provinsi di bawah rata-rata realisasi Ditjen IKMA (di bawah 97,05%),” ungkap Reni.

Adapun sepanjang tahun lalu, Ditjen IKMA telah menggelar berbagai kegiatan, dengan capaian sebanyak 13.220 wirausaha baru yang tumbuh, fasilitasi pameran bagi 306 pelaku IKM dengan total transaksi selama eksibisi mencapai Rp46,9 miliar, serta fasilitasi penerapan teknologi revolusi industri 4.0 kepada 20 IKM.

Selain itu, sebanyak 99 pelaku IKM telah menerima fasilitas restrukturisasi mesin dan atau peralatan dengan total nilai reimbursement Rp 10,86 miliar. 

Ada pula fasilitasi sertifikasi SNI diberikan kepada 41 IKM, fasilitasi sertifikasi ISO kepada 13 IKM, fasilitasi pendaftaran Kekayaan Intelektual kepada 472 pelaku IKM, fasilitasi HACCP kepada 29 IKM, dan fasilitasi kemitraan kepada 67 pelaku IKM.

Reni juga mengapresiasi kinerja realisasi 20 provinsi yang telah melaksanakan anggaran dekon dengan realisasi di atas rata-rata. *(jasmin)