Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Januari 2023, Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$3,87 Miliar

Seorang pekerja mengawasi proses bongkar muat kontainer di Pelabuhan Belawan.Di bulan januari, Indonesia kembali membukukan surplus neraca perdagangan.suaratani.com-dok

SuaraTani.com – Jakarta| Neraca  perdagangan  Indonesia  pada  Januari menghasilkan  surplus  yang  cukup  tinggi  yaitu  sebesar  US$3,87  miliar.  Capaian  ini  membawa optimisme kinerja perdagangan Indonesia untuk tahun 2023. 

Hal  tersebut  disampaikan  Menteri Perdagangan,(Mendag) Zulkifli Hasan, menanggapi kinerja  perdagangan Indonesia pada Januari 2023, Kamis (16/2/2023).

“Perdagangan di awal tahun ini menunjukkan kinerja yang cukup baik. Neraca perdagangan pada Januari 2023 menghasilkan surplus sebesar US$3,87 miliar,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Surplus perdagangan Januari 2023 terdiri atas surplus neraca nonmigas sebesar US$5,29 miliar dan defisit  neraca  migas  sebesar  US$1,42  miliar.  

Komoditas penyumbang surplus nonmigas terbesar pada Januari 2023 adalah bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72) dengan total surplus mencapai US$7,39 miliar. 

Sementara itu jika dilihat berdasarkan mitra dagang Indonesia, negara-negara mitra dagang utama seperti Amerika Serikat, Filipina, India, Jepang, dan Malaysia berkontribusi terbesar terhadap surplus nonmigas pada Januari 2023, dengan jumlah mencapai US$3,87 miliar.

Mendag  Zulkifli Hasan menegaskan, surplus neraca perdagangan Indonesia pada  Januari 2023 melesat jauh dibandingkan surplus bulan Januari tahun 2022 yang tercatat hanya sebesar US$0,96 miliar. 

Peningkatan surplus tersebut dikarenakan kinerja ekspor bulan Januari 2023 naik lebih tinggi, yakni naik 16,37% YoY, dibandingkan kinerja impor yang hanya naik 1,27% YoY. 

Kinerja ekspor Indonesia pada Januari 2023 mencapai US$22,31 miliar atau meningkat 16,37% dibanding bulan yang  sama  tahun sebelumnya  (YoY). 

Nilai  tersebut  turun  6,36% jika dibandingkan  Desember  2022  (MoM).  Penurunan  ekspor  Januari  2023  dibandingkan  Desember 2022  menggambarkan  pola  tahunan  dalam  satu  dekade  terakhir.  

Ekspor  pada  Januari  tahun  itu selalu lebih rendah dibandingkan dengan Desember tahun sebelumnya.Namun, jika membandingkan dengan ekspor bulan Januari dalam 5 tahun terakhir (2019–2023), capaian  ekspor  pada  Januari 2023 berhasil mencatatkan nilai  tertinggi.   

Capaian tersebut menunjukkan optimisme kinerja perdagangan pada 2023 di tengah adanya ancaman resesi global. 

“Walaupun  turun  bila  dibandingkan  Desember  2022,  ekspor  Indonesia  pada  Januari  2023 menunjukkan  kinerja  yang  cukup  baik.  Ekspor  Januari  2023  bahkan  mencatatkan  nilai  tertinggi dalam lima tahun terakhir,” jelas Mendag Zulkifli Hasan.

Nilai ekspor Januari 2018 tercatat sebesar US$14,55 miliar, Januari 2019 sebesar US$13,93 miliar, Januari  2020  sebesar  US$13,64  miliar,  Januari  2021  sebesar  US$15,30  miliar,  dan  Januari 2022 sebesar US$19,17 miliar.

Lebih  lanjut, Mendag  Zulkifli Hasan menyampaikan, penurunan kinerja ekspor pada Januari 2023 didorong penurunan ekspor nonmigas sebesar 6,84% (MoM), sementara ekspor migas naik 0,98% (MoM). 

Penurunan nilai ekspor nonmigas Januari 2023 terjadi karena pelemahan pada seluruh sektor. Pada Januari 2023 ini, ekspor sektor pertanian turun 0,71%, sektor industri pengolahan turun 5,03%, dan sektor pertambangan melemah sebesar 12,66% (MoM).

Produk ekspor nonmigas yang nilainya paling banyak turun pada Januari 2023 antara lain bijih, terak, dan abu logam (HS 26) dengan 36,44%; ikan dan udang (HS 03) 27,18%; pulp dari kayu (HS  47)  18,82%;  kopi,  teh,  dan  rempah-rempah  (HS  09)  17,34%;  serta  pakaian  dan aksesorinya (rajutan) (HS 61) 13,90% (MoM).

Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, di tengah pelemahan ekspor Januari 2023, terdapat beberapa produk utama ekspor nonmigas yang masih meningkat cukup signifikan. 

Produk-produk tersebut antara lain logam  mulia, perhiasan/permata  (HS 71)  yang  naik 46,54%;  ampas/sisa industri makanan (HS 23) 10,75%; serta karet dan barang dari karet (HS 40) 10,61% (MoM). 

Peningkatan ekspor logam mulia dan perhiasan dipicu peningkatan harga emas pada Januari 2023 sebesar 5,57% (MoM).

Ekspor  nonmigas  Indonesia  ke  beberapa  negara  utama  pada  Januari  2023  masih  meningkat. Peningkatan ekspor tersebut antara lain terjadi pada ekspor ke Korea Selatan (15,71% MoM) dan Filipina (2,61% MoM). 

Peningkatan ekspor ke Korea Selatan didorong peningkatan ekspor bahan kimia organik (HS 28) sebesar 207,52%, lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) 149,70%, dan bahan bakar mineral (HS 27) 55,72 persen MoM.

“Ekspor nonmigas Indonesia ke kawasan emerging  marketdan developing  economiestumbuh signifikan. Pada Januari  2023, ekspor nonmigas  ke kawasan Asia Tengah meningkat 87,12% MoM,  diikuti  kawasan  Afrika  Selatan  sebesar  69,48%  dan  kawasan  Karibia  sebesar  57,78%,”kata Mendag Zulkifli Hasan.

Impor Bulan Januari 2023 Turun

Nilai  impor  Indonesia  pada  Januari  2023  tercatat  sebesar  US$18,44  miliar,  turun  sebesar  7,15% dibanding bulan Desember 2022 (MoM). 

“Penurunan kinerja impor Indonesia pada Januari 2023  terutama  didorong  oleh  penurunan  impor  migas  sebesar  9,21%  (MoM)  danpenurunan impor nonmigas sebesar 6,75% (MoM),” jelas Mendag.

Ditinjau dari golongan penggunaan barangnya, penurunan impor Indonesia bulan Januari ini terjadi pada seluruh golongan. Kontraksi impor terdalam terjadi pada impor barang modal yang turun 18,58%  (MoM),  diikuti  penurunan  pada  impor  barang  konsumsi  sebesar  11,64%  dan  bahan baku/penolong 3,74% (MoM). 

Barang modal yang turun cukup dalam antara lain perangkat telepon seluler, kendaraan bermotor untuk  angkutan  barang,  dan  eskavator. 

Turunnya  impor  barang  konsumsi  antara  lain  disebabkan turunnya impor bawang putih, apel, dan mesin pendingin ruangan (AC). 

Sementara itu, beberapa komoditas bahan baku/penolong yang menunjukkan penurunan terbesar antara lain bahan bakar diesel, ferro chromium, dan bahan bakar bensin RON 90.

Selain itu, produk utama impor nonmigas yang turun paling dalam pada Januari 2023 ini antara lain perabotan,  lampu,  dan  alat penerangan  (HS  94)  sebesar  41,83%;  instrumen  optik, fotografi, dan sinematografi (HS 90) 37,60%; susu, mentega, dan telur (HS 04) 33,73%, logam mulia dan perhiasan (HS 71) 33,08%; serta buah-buahan (HS 08) 24,84% (MoM).

Mendag  Zulkifli  Hasan  menyampaikan,  berdasarkan  negara  asalnya,  impor  nonmigas  Indonesia didominasi  Tiongkok,  Jepang,  dan  Thailand  dengan  total  pangsa  48,76%  dari  total  impor nonmigas  Januari  2023.  

Negara  asal  impor  dengan  penurunan  impor  nonmigas  terbesar  pada Januari  2023  adalah  Oman  sebesar  51,79%,  diikuti  Hongkong  (48,66%),  Brasil  (32,96%),  Australia  (31,67%),  dan  Swedia  (19,20%)  MoM.  

Sementara  itu,  negara  asal impor dengan peningkatan impor nonmigas terbesar bulan Januari 2023 adalah Yordania sebesar 254,45%, diikuti Kazakhstan (67,20%), Argentina (65,60%), Prancis (41,51%), dan Taiwan (24,21%) MoM. *(jasmin)