Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ada Banyak Tekanan, Pelaku Pasar Diimbau Berhati-hati

Kinerja pasar keuangan dalam negeri diperkirakan akan mengalami banyak tekanan di minggu ini.suaratani.com--ist

SuaraTani.com – Medan| Mengawali pekan ini, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh 5.3% pada tahun 2022. 

Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, rtumbuhan ekonomi itu sendiri  akan menjadi katalis positif bagi penguatan kinerj pasar keuangan, yang memang belakangan ini kerap diterpa kekuatiran akan adanya resesi. 

“Sehingga pergerakan pasar keuangan rawan koreksi di bursa saham,” sebutnnya di Medan, Senin (6/2/2023).

Sementara untuk kinerja mata uang rupiah, menurut Gunawan sejauh ini diuntungkan dengan tekanan ekonomi yang terjadi di banyak negara besar yang mendorong US dolar belakangan ini mengalami pelemahan. 

“Jadi kalau melihat perkembangan ekonomi domestik sepekan kedepan, maka sentimennya ada di pertumbuhan ekonomi itu sendiri,” ujar Gunawan.

Gunawan menambahkan, kalau pertumbuhan ekonomi nasional di bawah ekspektasi saat ini, maka potensi tekanan pada bursa saham akan terjadi, sementara mata uang rupiah juga berpeluang untuk melemah. 

Namun jika realisasinya adalah kenaikan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari ekspektasi, maka sebaiknya pelaku pasar juga berhati-hati karena pada perdagangan akhir pekan  atau pada Jumat besok, Inggris akan merilis data pertumbuhan ekonomi tahun 2022, yang diproyeksikan tumbuh -0.2%. 

Pertumbuhan negatif tersebut menjadi awal bagi kemungkinan terjadinya pertumbuhan negatif pada negara lainnya. 

Ancaman resesi global benar-benar tengah berjalan, dan akan membuat banyak negara besar yang mengalami kinerja perekonomian memburuk atau resesi.

Jadi kalaupun ada kenaikan kinerja pasar keuangan di awal pekan, maka kesempatan itu akan dimanfaatkan untuk merealisasikan keuntungan. 

Akan ada aksi jual seiring dengan penguatan pada kinerja bursa saham dalam dua pekan belakangan ini. Sebaiknya pelaku pasar dalam posisi siaga menghadapi kemungkinan tersebut.

“Realisasi pertumbuhan ekonomi yang lebih buruk dari -0.2% akan lebih banyak membawa tekanan dan penderitaan bagi pasar keuangan global. Namun jika realisasi pertumbuhan lebih baik dari -0.2%, maka ada harapan terjadinya pemulihan atau kemungkinan koreksi yang tidak sebesar yang dikuatirkan,” tambahnya.

Untuk kinerja pasar saham, level psikologis 7.000 atau resisten 7.020 akan menjadi batas uji bagi IHSG jika mengalami kenaikan nantinya. 

Sementara mata uang rupiah berpeluang untuk sedikit mengalami pelemahan dibandingkan dengan kinerjanya di akhir pekan kemarin. 

Rupiah berpeluang ditransaksikan dalam rentang 14.950 hingga 15.150 per US Dolarnya.

Untuk harga emas, sekalipun kemarin mengalami tekanan hebat di akhir pekan. Emas masih berpeluang untuk bergerak volatile dalam rentang US$1.835 hingga US$1.900 per ons troy nya. 

“Karena emas kerap diuntungkan oleh kinerja ekonomi yang memburuk, ditambah dengan tensi geopolitik yang mengalami peningkatan,” tutup Gunawan. *(ika)