“Selain ditargetkan menambah pengguna baru, di tahun ini kami juga ditargetkan bisa mencetak volume transaksi hingga 25,4 juta transaksi,” ujar Kepala BI Sumut, Doddy Zulverdi, dalam Bincang Bareng Media yang digelar secara hybrid, Selasa (28/2/2023).
Doddy menyebutkan, dalam upaya mendorong masyarakat dalam menggunakan QRIS, ada beberapa hal yang menjadi kendala, seperti jaringan telekomunikasi yang tidak stabil, hingga masyarakat terutama pelaku usaha yang masih memilih dibayar dengan uang tunai, sehingga bisa dipakai untuk belanja
“Sehingga memang kita perlu memikirkan untuk menyiapkan ekosistem usaha yang saling berkaitan, sehingga pembayaran bisa menggunakan QRIS,” katanya.
Doddy menyebutkan, dari volume transaksi QRIS yang terjadi selama ini, mayoritas dilakukan di kota-kota besar seperti Medan dan Deliserdang, sementara di kabupaten/kota lainnya masih rendah.
“Karena itu daerah-daerah ini yang akan menjadi prioritas perluasan penggunaan QRIS,” sebutnya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Kepala BI Sumut, Azka Subhan mengatakan, di tahun 2022, juumlah pengguna baru sampai dengan Desember 2022 sebanyak 1.017.128 pengguna. Jumlah ini melebihi target yang ditetapkan sebanyak 980 ribu pengguna baru.
"Volume transaksi mencapai 8,1 juta dengan nilai transaksi sekitar Rp703 miliar. Dan mayoritas masih digunakan untuk transaksi belanja,” kata Azka.
Data terbaru yang dirilis menyebutkan, hingga 13 Januari 2023, jumlah merchant pengguna QRIS mencapai 944 ribu merchant, yang didominasi segmen mikro (64,52%).
Sementara jika dilihat berdasarkan sebaran wilayah, maka terbanyak ada di Kota Medan dengan total merchant mencapai 445.227 merchant, disusul Deliserdang sebanyak 126.626 merchant. Dan terendah ada di Kabupaten Pakpak Bharat yang beru mencapai 637 merchant. *(ika)