Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Warga Tionghoa Diajak Dukung Target Devisa dari Sektor Pariwisata

Anggota Komisi X DPR RI Sofyan Tan didampingi Wamenparekraf Angelqa Herliani Tanusudibyo menerima kaligrafi China saat menghadiri Festival Budaya Tionghoa, Kamis (26/1/2023).suaratani.com-ika

SuaraTani.com – Medan| Pemerintah menargetkan biisa meraup devisa dari sektor pariwiisata hingga US$7 miliar di tahun 2023.

Meredanya pandemi Covid-19 diyakini akan memobilisasi wisatawan baik nusantara maupun mancanegara untuk berkunjung dan berlibur di Indonesia, sehingga target tersebut optimistis akan tercapai

"Diantaranya warga Tionghoa diyakini mau bersama-sama mencapai target devisa negara," ujar anggota Komisi X DPR RI, Sofyan Tan di acara Festival Budaya Tionghoa, Kamis (26/1/2023).

Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk menggenjot kedatangan wisatawan adalah dengan menggelar festival budaya, salah satunya Festival Budaya Tionghoa. 

“Dan di Medan kekuatannya adalah kuliner. Dengan mengandalkan dua jenis makanan di Medan, yakni enak dan enak sekali. Kalau digabungkan dengan MICE, budaya dan adat di Sumut, khususnya Medan, kami punya keyakinan tentunya Tionghoa mempunyai semangat untuk meningkatkan dari sektor pariwisata," ucap dia.

Tentunya, imbuh Sofyan Tan, Festival Budaya Tionghoa ingin menyampaikan bahwa kemajuan suatu negara, kemajuan peradaban suatu bangsa adalah bagaimana menghargai budaya.

"Karena itu, festival ini, bukan hanya sampai Festival Budaya Tionghoa. Kami dari DPR RI khususnya Komisi X, juga akan dilaksanakan Festival Budaya Batak, Festival Budaya Melayu, bahkan festival lain yang memungkinkan semakin mengentalnya budaya-budaya bangsa untuk menangkal budaya asing," jelasnya.

Apalagi, lanjutnya, hasil survei mengungkapkan wisatawan yang datang ke Indonesia sebanyak 60% datang karena ingin melihat budaya bangsa Indonesia yang sangat beragam.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Herliani Tanusudibyo, mengatakan, belajar lebih dalam terkait budaya Indonesia Tionghoa di Kota Medan.

Salah satunya dengan megunjungi  Museum Chong A Fie, untuk mencari tahu ia generasi ke berapa sebenarnya. 

“Bertanya ke kakek-nenek dan melihat foto-foto, semuanya sudah sarungan, sudah gunakan budaya Indonesia. Jadi, sudah sangat jauh sekali kedatangan leluhur saya  ke Indonesia,” kata Angela.

Karena itu, sejak bergabung dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela mengaku  tradisi adat istiadat merupakan kekuatan suatu kekuatan dan keunikan. Sehingga terus berusaha mencari tahu adat budaya.

"Terlebih dari kacamata pariwisata dan ekonomi kratif, tradisi dan adat istiadatlah yang menjadi point penting dalam wisata Indonesia," tuturnya. 

Makanya, Angela mengaku kini merasa tertantang untuk mengetahui budaya bangsa Indonesia, termasuk budaya Tionghoa.

Terkait pariwisata, Angela mengungkapkan Kemenpanrekraf punya tugas yang cukup berat di tahun 2023. Kemenpanrekref ditantang dengan target yang cukup tinggi, yakni meraih target wisman 3,5 juta hingga 7,5 juta.

"Saya kira itu bisa dicapai karena pembatasan di berbagai negara mulai dibuka," bebernya.

Namun, menurut Angela tantangan sebenarnya adalah menarik wisatawan nusantara. Lantaran Kemenpanrekraf diminta untuk mencapai 1,2 miliar hingga 1,4 miliar pergerakan orang.

"Makanya saya harap Kota Medan bisa menyumbang wisatawan lebih besar lagi," ucap dia.

Apalagi, imbuh Angela, pondasinya sudah ada MICE dan kuliner yang luar biasa di Medan. Menurutnya, dengan tumbuhnya pariwisata, ekonomi akan semakin merata karena ada pergerakan konsumsi.

"Makanya kita harus saling mendukung untuk memperkuat pariwisata, khususnya di Kota Medan. Dan kegiatan seperti ini (Festival Budaya Tionghoa) bisa dilaksanakan leih besar lagi, sehingga bisa dinikmati oleh semua wisatawan nusantara dan mancanegara," pungkasnya. *(ika)