Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bank Sentral akan Naikkan Bunga Acuan, Pasar Keuangan Rawan Gejolak

Papan penunjuk kinerja emiten di Bursa Efek Indonesia. Di pekan ini pasar keuangan rawan mengalami tekanan menyusul adanya rencana kenaikan suku bunga acuan oleh beberapa bank sentral.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Pelaku di pasar keuangan akan kembali berhati-hati menjelang keputusan bunga acuan yang akan diambil oleh sejumlah Bank Sentral.

Bank Sentral AS atau The FED, Bank Sentral Inggris (BOE) dan Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan kembali menaikkan besaran bunga acuannya secara serentak. 

Hal ini menurut Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut),, Gunawan Benjamin diprediksi akan membuka peluang terciptanya gejolak harga nantinya.

Disamping kebijakan suku bunga acuan tersebut, ada beberapa data penting lainnya yang juga akan dirilis. 

“Sejumlah data seperti realisasi inflasi, ketenaga-kerjaan ditambah dengan data ekonomi lainnya, diperkirakan masih akan merealisasikan angka yang bisa memberikan sentimen di kedua sisi baik positif dan negative,” kata Gunawan di Medan, Senin (30/1/2023).

Selain data eksternal tersebut, pemerintah juga akan merilis data inflasi pada januari. Dari banyak data tersebut, IHSG diperkirakan masih berpeluang untuk bergerak di dua zona,.

Namun Gunawan melihat potensi bergerak di zona negatif lebih berpeluang terjadi dibandingkan dengan sebaliknya. 

“Selama sepekan kedepan, pasar saham sangat berpeluang untuk ditransaksikan dengan skema hit and run,” sebut pria berkaca mata ini.

Dirambahkannya, pelaku pasar di pekan ini akan sangat berhati-hati seiring dengan begitu banyaknya sentimen yang memberikan gambaran cukup berbeda di kedua sisi. 

Kebijakan sejumlah Bank Sentral AS tersebut nantinya juga akan menjadi sentimen negatif bagi mata uang rupiah. 

Sejak Bank Sentral AS menaikkan suku bunga acuannya, rupiah kerap mengalami tekanan terlebih dahulu.

Namun belakangan ini rupiah sudah menguat terlalu jauh terhadap US dolar, jika dibandingkan dengan posisi rupiah di akhir tahun sebelumnya. 

Sehingga kalaupun terjadi tekanan pada mata uang rupiah, terlihat hanya akan mengurangi penguatan sebelumnya. 

“Saya menilai ini bentuk koreksi sehat yang terjadi pada mata uang rupiah jika terkoreksi di pekan ini,” tuturnya.

Dari sekian banyak data yang tersaji serta sejumlah kebijakan penting yang akan diambil, yang tak kalah penting adalah bagaimana ekspektasi perkembangan suku bunga acuan kedepan nantinya. 

Biasanya dengan mudah terlihat saat kebijakan suku bunga acuan ditetapkan. Pandangan Gubernur Bank Sentral akan diterjemahkan dalam bentuk ekspektasi suku bunga kedepan.

Nantinya selain mempengaruhi kinerja pasar keuangan, ekspektasi tersebut juga akan mempengaruhi harga komoditas seperti emas. 

Dengan sejumlah agenda penting sepekan kedepan, emas diperkirakan akan bergerak dalam rentang US$1.900 hingga US$1.950 per ons troy, IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 6.700 – 6.900, dan rupiah dikisaran 14.950 hingga 15.100 per US dolarnya. *(ika)