Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Akhir Pekan, IHSG Menguat Sementara Emas Tertekan

Grafik pergerakan emiten di IHSG. Di akhir pekan, kinerja pasar saham menguat seiring realisai pertumbuhan ekonomi yang tidak seburuk perkiraan.suaratani.com-ist 

SuaraTani.com – Medan| Rilis pertumbuhan ekonomi AS lebih baik dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya. 

Laju pertumbuhan ekonomi AS di kuartal keempat sebesar 2.9%, sedikit lebih baik dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya sebesar 2.6%. 

Realisasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tersebut menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan global.

Akan tetapi menurut analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, rilis data tersebut menjadi indikasi yang kurang begitu baik karena Bank Sentral AS bisa saja tetap menaikkan besaran bunga acuannya. 

Ada potensi dimana suku bunga acuan The FED bisa naik lebih tinggi dari 5% nantinya, jika inflasi terus mengalami kenaikan dan data ketenaga kerjaan terus membaik di AS.

Sehingga rilis data ekonomi AS yang lebih baik dari ekspektasi tersebut, belum sepenuhnya jadi jaminan bahwa ekonomi AS nantinya tidak akan resesi. Karena kenaikan bunga acuan di AS yang akan mengerem aktifitas ekonominya masih terus berlanjut. 

“Bagi pasar saham termasuk IHSG, rilis data ekonomi yang membaik tersebut mendorong penguatan selama dua hari belakangan ini, dimana pada hari ini IHSG ditutup menguat 0.5% di level 6.898,98 ” kata Gunawan di Medan, Jumat (27/1/2023).

Di sisi lain kinerja mata uang rupiah menurut Gunawan relatif tidak mengalami banyak perubahan dalam perdagangannya selama sepekan terakhir. 

Rupiah diperdagangkan dikisaran 14.985 per US dolar pada perdagangan sore akhir pekan ini. 

“Kinerja mata uang rupiah masih dalam tren menguat,” sebut Gunawan.

Sedikit berbeda dengan IHSG dan rupiah, harga emas pada perdagangan akhir pekan ini melemah tipis di level US$1.922 per ons troy, atau dikisaran Rp929 ribu per gramnya. 

Rilis data ekonomi AS yang membaik justru membuat mata uang US dolar menjadi lebih menarik, karena US dolar kerap diuntungkan dengan ekspektasi kenaikan suku bunga acuannya.

Walau demikian, tekanan pada harga emas saat ini diyakini hanya akan berlangsung sesaat, sampai nantinya Bank Sentral AS memutuskan besaran bunga acuan di tahun ini. 

Atau ada gambaran yang lebih jelas terkait dengan besaran bunga acuan AS akan berhenti di level tertentu nantinya. 

“Nah, di saat itu harga emas akan melanjutkan tren penguatan kembali,” pungkasnya. *(ika)