SuaraTani.com – Medan| Harga karet TSR20 di pasar global dalam kurun waktu 10 tahun terakhir belum mampu bangkit, bahkan cenderung terus mengalami penurunan.
Sejak mengalami puncak tertinggi di tahun 2011 yang mencapai 575 sen Amerika Serikat per kilogram (Kg), harga karet cenderung turun bahkan di bawah ambang batas harga numeratif yang tercatat sebesar 230 sen per Kg.
“Dan harga rata-rata di bulan Oktober hanya berkisar di angka 133,12 sen per kg,” ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara (Sumut), Edy Irwansyah, di Medan, Kamis (13/10/2022).
Edy menyebutkan, ada beberapa faktor yang mempersulit harga karet kembali naik.
Pertama, faktor permintaan dan ketersediaan pasokan. Jika pasokan melimpah sementara permintaan terbatas, maka bisa dipastikan harga akan mengalami penurunan.
“Kemudian yang kedua adalah kondisi ekonomi dunia. Ini bisa mempengaruhi, jika yang mengalami gangguan adalah negara konsumen utama karet,” sebutnya.
Selain itu, faktor yang ketiga lanjut Edy adalah perang dagang. Jika yang melakukan perang dagang tersebut adalah negara konsumen utama karet alam, sudah pasti kondisi tersebut berdampak pada harga karet alam.
Faktor yang keempat diyakini dikarenakan perjanjian dagang, baik itu perjanjian dagang di level WTO, FTA, AFTA, TPP mau pun yang lainnya.
Yang kelima adalah faktor geopolitik di negara konsumen mau pun produsen karet.
“Dan jangan lupa, harga minyak mentah dunia juga bisa berimbas kepada harga karet. Ini dikarenakan minyak mentah digunakan sebagai bahan baku karet sintetis, sehingga naik turunnya harga minyak juga akan berdampak pada harga karet,” tandasnya.
Fluktuasi harga karet di pasar global tentunya berpengaruh kepada harga karet di tingkat petani.
Pada pekan ini harga karet dikisaran Rp7.000-Rp8.000 per kg, sementara pada pekan lalu harga karet dikisaran Rp9.000.
“Ini jauh dibawah harga keekonomian, karena harusnya harga karet di tingkat kami itu di atas Rp11.000, biar biaya produksi tertutupi,” ujar Riza, petani karet asal Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. *(ika)