Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Konsisten Berinovasi dan Tingkatkan Kualitas, Cara Sofyan Tan Pertahankan Mutu YPSIM

Pendiri Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM), Sofyan Tan saat berbicara di perayaan ulang tahun YPSIM ke-35 yang digelar Kamis (25/8/2022).suaratani.com-ika

SuaraTani.com – Medan| Konsistensi untuk terus berinovasi dan meningkatkan kapasitas serta kualitas seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan diyakini merupakan salah satu bentuk komitmen dalam menyelenggarakan lembaga pendidikan 

Ini menurut pendiri Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM) Sofyan Tan bisa diartikan bahwa dunia pendidikan tidak cukup hanya diaplikasikan pada pembangunan fisik seperti gedung dan berbagai fasilitas lainnya.

“Saya mulai membangun sekolah ini karena adanya berbagai kesulitan yang saya alami saat itu. Saya berasal dari keluarga yang susah, ayah saya seorang penjahit dan kami hidup dalam kemiskinan. Dari situ saya berniat untuk membangun sebuah sekolah agar orang-orang yang mengalami nasib seperti saya dulu tetap bisa bersekolah,” katanya saat berbicara pada resepsi ulang tahun YPSIM ke 35 di Jalan Sunggal, Medan, Kamis (25/8/2022).

Pada acara yang dihadiri Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Menristek) Nadiem Anwar Makarim tersebut, Sofyan yang kini menjabat Anggota Komisi X DPR RI tersebut bercerita perjalanan YPSIM yang didirikannya tahun 1987 tersebut.

Sofyan Tan mengaku untuk membangun sekolah tersebut dirinya melakukan berbagai upaya termasuk salah satunya dengan mengajukan pinjaman ke salah satu bank. Pengajuannya diterima sehingga ia dapat membangun sekolah dan mulai menerima murid baru.

“Saat itu sekolah ini memiliki murid sekitar seratusan orang dan guru serta pegawai sekitar 15 orang,” tuturnya.

Dalam perjalanannya, Sofyan Tan mengaku sekolah yang dibangunnya untuk kalangan warga miskin yang sebelumnya tidak memiliki biaya untuk pendidikan tersebut akhirnya mulai menemui masalah karena tidak mampu membayar cicilan ke perbankan. 

Masalah ini membuatnya sempat berniat untuk menjual sekolah tersebut dan membiarkan impiannya untuk membantu warga miskin mendapatkan pendidikan berakhir begitu saja.

“Namun saya beruntung bertemu dengan sosok seperti bapak Sarwono Kusumaatmaja yang banyak membantu. Dia bilang, saya bodoh kalau menjual sekolah ini. Berkat bantuan beliau sekolah ini bisa mendapatkan keistimewaan yakni tidak perlu membayar bunga bank yang tinggi, dan hanya membayar pinjaman dengan waktu yang tidak ditentukan,” sebutnya.

Mendapat keringanan tersebut, Sofyan Tan mengaku sangat bersemangat dan melanjutkan impiannya untuk menjadikan YPSIM menjadi sekolah yang akan menjembatani pendidikan bagi warga miskin. 

Tidak hanya itu, pengalamannya yang mendapat kesusahan akibat berbagai bentuk diskriminasi pada zaman dahulu juga memotivasinya untuk menjadikan sekolahnya menjadi tempat yang ramah bagi siapa saja tanpa mempermasalahkan latar belakang suku, agama, ras dan perbedaan lainnya.

“Sekolah ini harus menjadi wadah untuk memotivasi dan memberi pemahaman mengenai pentingnya rasa saling menghormati dan pentingnya wawasan kebangsaan diatas semua perbedaan yang ada,” pungkasnya.

Model pendidikan yang diterapkan pada YPSIM ini sendiri mendapat apresiasi dari Mendikbudristek Nadiem Makarim. Menurutnya, keindahan akan keberagaman di Indonesia memang selayaknya dimulai dari dunia pendidikan.

“Dan saya menemukan hal itu di Sekolah YPSIM dimana kita bisa melihat seluruh rumah ibadah lintas agama berdiri berdampingan disini. Ini mengedukasi kita betapa indahnya untuk saling menghormati perbedaan yang ada,” kata Nadiem Makarim.*(ika)