SuaraTani.com – Gresik| Petrokimia Gresik kembali menjadi pelopor teknologi pemupukan di tanah air melalui peresmian pabrik NPK Phonska Alam berkapasitas 10.000 ton per tahun, di Gresik, Jawa Timur (Jatim), Minggu (17/7/2022).
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menyatakan bahwa ini merupakan pabrik pupuk NPK organik pertama di Indonesia. Pabrik ini hadir karena adanya kebutuhan pupuk dengan kandungan N, P dan K yang terstandar dan bermutu bagi pertanian organik di Indonesia.
Dimana, data Aliansi Organis Indonesia (AOI) menyebut, terdapat 251.630 hektare lahan pertanian organik di Indonesia yang merupakan pasar besar bagi phonska alam.
“Pada tahun 2000 Petrokimia Gresik menjadi pioneer pupuk majemuk di Indonesia, bahkan kini menjadi kiblat teknologi pupuk NPK di tanah air. Semangat itu kembali kami hadirkan melalui kelahiran phonska alam guna mendukung pertanian organik dan terwujudnya sustainable agriculuture,” ujar Dwi Satriyo.
Dikatakannya, pupuk phonska alam diproduksi dengan menggunakan bahan baku sumber N, P dan K yang berasal dari mineral alami, tanpa menggunakan bahan kimia sintetis sehingga dipastikan sesuai untuk pertanian organik di Indonesia. Bahkan, pupuk ini sudah memiliki tanda logo “Organik Indonesia” sebagai wujud perlindungan atau jaminan bagi konsumen atas kualitas phonska alam.
“Jika selama ini petani organik menggunakan cara-cara konvensional untuk memberikan unsur hara N, P dan K pada tanaman, misal memanfaatkan air cucian beras, pohon pisang, sabut kelapa atau lainnya. Sekarang kami menawarkan cara yang lebih efektif, efesien dan terukur atau terstandarisasi melalui phonska alam,” ujar Dwi Satriyo.
Aplikasinya, dalam satu hektare pertanian organik idealnya membutuhkan 20 ton pupuk kandang. Sedangkan dengan menggunakan phonska alam cukup membutuhkan sekitar 1,3 ton, karena 600 kg pupuk Phonska Alam kandungannya setara dengan 9 ton pupuk kandang.
“Dalam budidaya pertanian organik pupuk kandang tetap dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan karbon tanaman atau C/N ratio, jadi penggunaannya harus dikombinasikan,” jelas Dwi Satriyo.
Hasil demonstration plot (demplot) di beberapa daerah di Indonesia, pupuk Phonska Alam terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian pada sejumlah tanaman. Misalnya, pada tanaman padi di Provinsi Jawa Timur, penggunaan Phonska Alam berhasil meningkatkan hasil panen sebesar 8,24 ton per hektare atau meningkat 10% dibandingkan kebiasaa petani sebelumnya yang hanya 7,43 ton per hektare.
“Melalui sejumlah demplot dan promosi yang telah kami lakukan di Pulau Jawa dan Bali, animo dari petani organik sangat baik dalam menyambut produk Phonska Alam ini. Produk ini akan melengkapi pupuk organik granul Petroganik,” jelasnya.
Terkait pengembangan, Dwi Satriyo menambahkan pihaknya ke depan akan melakukan peningkatan kapasitas produksi dan memperluas pasar dengan masuk ke sistem pertanian organik tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
“Seiring dengan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan, permintaan komoditas pangan dengan cara budidaya organik menjadi tinggi. Ini merupakan upaya kami untuk menjaga ketahanan pangan dengan menyiapkan produk inovatif sesuai dengan kebutuhan petani dan masyarakat,” ujarnya.
Terkait lahirnya Phonska Alam, Komisaris Utama Petrokimia Gresik, Nugroho Purwanto yang turut menyaksikan peresmian operasional pabrik Phonska Alam menyampaikan bahwa produk baru ini merupakan hasi pemanfaatan teknologi yang dimilili Petrokimia Gresik untuk memberikan solusi baru.
Karena itu ia berharap perusahaan terus mengoptimalkan teknologi untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
“Petrokimia Gresik selalu melahirkan produk inovatif, termasuk Phonska Alam bagi teknologi pertanian organik. Saya berharap produk-produk baru perusahaan kedepan, bisa menjadi pilihan petani,” jelasnya.
Panen Bersama Uji Aplikasi 3 Produk Baru
Usai meresmikan Pabrik Phonska Alam, Dwi Satriyo beserta jajaran dan karyawan langsung melakukan panen bersama tanaman hasil uji aplikasi produk-produk pupuk baru Petrokimia Gresik di area Buncob.
Adapun tanaman yang dipanen antara lain melon, cabai besar, cabai rawit, terung, labu botol, kabocha, butternut, tomat, dan aneka sayuran lainnya.
Tanaman tersebut merupakan hasil uji aplikasi dari produk-produk yang akan dirilis Petrokimia Gresik pada tahun 2022 ini, antara lain ZA Plus, Phosgreen, dan Petroganik Premium.
“Sebelum produk baru kami pasarkan, Petrokimia Gresik selalu melakukan uji aplikasi di Buncob dan program demonstration plot di beberapa daerah. Ini merupakan upaya perusahaan untuk menjamin kualitas produk-produknya. Dengan demikian, petani benar-benar mendapatkan produk yang teruji kualitasnya,” pungkas Dwi Satriyo. * (junita sianturi)