Aktivitas di PT SMGP. Puluhan warga Desa Sibanggor Julu terpaksa kembali dilarikan ke rumah sakit karena menghirup gas beracun, Minggu (24/4/2022).suaratani.com-ist
SuaraTani.com – Medan| Sebanyak 21 orang warga Desa Sibanggor Julu Kecamatan Puncak Sorik Marapi terpaksa mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan, setelah terhirup gas diduga mengandung racun yang berasal dari semburan lumpur pengeboran yang dilakukan PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP), Minggu (24/4/2022).
Semburan lumpur yang mengandung gas itu berasal dari lokasi yang kerap disebut Wellpad T. Berdasarkan data yang dirilis RSUD Panyabungan, 21 orang yang mendapat perawatan tersebut berusia 17 hingga 70 tahun termasuk seorang orang bayi berusia 6 bulan.
Dari catatan redaksi, kasus warga harus mendapatkan perawatan karena menghirup gas diduga beracun di tahun ini bukan baru pertama kali terjadi. Pada 6 Maret 2022, 56 orang warga Desa Sibanggor Juli juga harus dilarikan ke rumah sakit, dimana 22 orang harus mendapatkan perawatan lanjutan.
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatera Utara (Sumut) juga sudah mengeluarkan kritikan keras terhadap kecelakaan kerja yang kerap terjadi.
Manager Kajian dan Advokasi Walhi Sumut, Putra Septian Pratama bahkan pernah menyebutkan, dari hasil kajian yang mereka lakukan, bisa dinilai jika perusahaan yang memiliiki kantor pusat di Jakarta ini tidak layak beroperasi, karena terus-menerus melakukan kesalahan yang mengakibatkan warga menjadi korban.
“Ini yang jadi pertanyaan kami, apakah aktivitas perusahaan memang sudah mengikuti standar operasional atau pun perundang-undangan yang berlaku. Karena akibat dari aktivitas perusahaan ini, banyak sekali memakan kerugian, dan masyarakat juga dibayang-bayangi ketakutan karena seringnya terjadi kecelakaan operasional,” ujar Putra Septian saat dihubungi, Senin (7/3/2022).
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi memastikan pihak Polda Sumut sudah menurunkan tim ke lokasi untuk mengecek penyebab kebocoran.
“Tim yang kita turunkan itu terdiri dari tim Laboratorium Forensik dan juga dari Direskrimsum,” kata Hadi kepada wartawan, Minggu (24/4/2022).
Ditambahkannya, persoalan kebocoran gas ini juga sedang ditangani pihak perusahaan. Kepolisian dan tokoh masyarakat ikut dilibatkan untuk menyelesaikan hal ini.
"Polres dan Pemda serta perusahaan berkoordinasi dengan tokoh masyarakat setempat," pungkasnya. *(ika)