Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Miliki Nilai Ekonomis Tinggi, Peluang Usaha Ikan Hias Terbuka Lebar

Peluang berkembangnya usaha ikan hias di tengah pandemi Covid-19 masih terbuka lebar. Terlebih setelah diresmikannya Pusat Koi dan Maskoki Nusantara di Raiser Ikan Hias Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono pada akhir pekan lalu. suaratani.com - ist
  

SuaraTani.com – Jakarta| Peluang berkembangnya usaha ikan hias di tengah pandemi Covid-19 masih terbuka lebar. Terlebih setelah diresmikannya Pusat Koi dan Maskoki Nusantara di Raiser Ikan Hias Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono pada akhir pekan lalu.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) memberikan bekal manajemen bagi pelaku usaha ikan hias skala mikro kecil untuk memperkuat program yang sudah ada. Khususnya bagi pelaku usaha kecil yang beroperasi di wilayah Depok dan Bogor.

“Ke depan bisnis ikan hias menjadi salah satu solusi yang dapat ditawarkan juga untuk mengatasi bonus demografi. Namun demikan, usaha ini harus didesain menjadi usaha yang besar dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Karenanya, para pelaku harus dibekali dengan kemampuan manajerial usaha yang mumpuni,” ujar Dirjen PDSPKP, Artati Widiarti di Jakarta, dalam siaran persnya, Kamis (11/3/2021). 

Artati mengatakan, pelaku usaha ikan hias selama ini berhasil memanfaatkan masa-masa di rumah saja sebagai peluang untuk mengembangkan bisnis. Bahkan sampai membuat booming bisnis ikan hias di Tanah Air. 

“Yang awalnya memelihara ikan hias sebagai hobi, saat ini menjadi bisnis yang menggiurkan,” kata Artati.

Dalam bimbingan teknis (bimtek) manajemen usaha ini, KKP menghadirkan pelaku usaha ikan hias yang berhasil, lembaga pembiayaan dan tim Go UKM, agar mampu membangkitkan pelaku usaha mengembangkan usahanya.

Direktur Usaha dan Investasi, Ditjen PDSPKP, Catur Sarwanto mengatakan, bimtek tersebut penting diikuti pelaku usaha ikan hias khususnya yang baru memulai. Tujuannya agar mereka memiliki gambaran dalam mengembangkan bisnis ikan hias yang digeluti. 

Baik dari sisi manajemen, perizinan usaha, pembiayaan, juga konsep promosi yang menarik dan kekinian. Bahkan melalui bimtek ini menjadi peluang bagi pelaku usaha ikan hias dalam  memperluas jaringan pasar.

Muyke Febriana, pelaku usaha ikan hias Minaqu yang  berhasil melakukan ekspor ke Amerika dan Maladewa, meyakinkan peserta bahwa usaha ikan hias sangat menjanjikan. Namun, dalam pengembangan usahanya dibutuhkan ketekunan mulai pembudidayaan, penanganan hingga pemasaran.

Muyke juga menjelaskan, untuk mencapai tahap ekspor dibutuhkan beragam upaya dari pelaku usaha dalam mencari pasar potensial. Komoditas ekspor ikan dan tanaman hias dari Indonesia sangat beragam jenisnya sehingga membuka peluang bagi para pelaku usaha dapat mengembangkan pasarnya di luar negeri.

“Bagi pelaku usaha yang berminat untuk melakukan ekspor, Minaqu bersedia bekerjasama dalam fasilitasi proses ekspor namun yang terpenting adalah sudah memiliki pasar yang jelas,” tawar Muyke.

Sementara itu, pelaku usaha ikan hias tak perlu ragu dalam pembiayaan usaha. Ada Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memberikan pembiayaan usaha kepada individu dan atau kelompok dengan bunga cukup rendah yakni 6% per tahun. 

Selain itu, KKP melalui Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP) juga memberikan akses pinjaman modal dengan bunga 3% per tahun.

“Saat ini, LPMUKP telah menyediakan layanan pendamping di 236 lokasi tersebar di 357 kabupaten/kota. Semoga jangkauan lokasi  layanan bisa diperluas lagi,” ujar Direktur Badan Layanan Usaha Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP), Syarif Syahrial.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono sebelumnya melihat langsung kondisi Raiser Ikan Hias di Cibinong. Dia mendukung penuh majunya industri ikan hias dalam negeri bahkan meminta timnya di KKP untuk mempermudah pelaku usaha dalam hal pengembangan maupun melakukan ekspor. 

Hal lain yang tak kalah penting katanya, konsep keberlanjutan dalam pengelolaan ikan hias tetap harus diutamakan.

Sebagai informasi, menurut catatan KKP, ekspor ikan hias Indonesia senilai US$33 juta pada 2019, meningkat signifikan dari tahun 2012 sebesar US$21 juta. Nilai ekspor ikan hias Indonesia tahun 2019 ini merupakan 10,5% dari pasar ikan hias dunia. 

Hal ini membuat Indonesia tak pernah absen menjadi 5 besar negara pengekspor ikan hias sejak 2010 dan menjadi yang terbesar di dunia pada tahun 2018. Komoditas ikan hias ekspor Indonesia antara lain adalah napoleon wrasse, arwana, cupang hias, dan maskoki. 

Sedangkan negara tujuan utama ekspor ikan hias Indonesia adalah China, Amerika, Rusia, Kanada, dan Singapura.* (putri)