Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

PMI Manufaktur Indonesia Naik 52,2, Lampaui Vietnam dan Thailand

 

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim usaha yang kondusif sekaligus mengakselerasi penerapan berbagai program pemulihan ekonomi nasional dari imbas pandemi Covid-19.  suaratani.com - ist

SuaraTani.com – Jakarta| Industri pengolahan nonmigas di tanah air masih menunjukkan geliatnya yang positif pada awal tahun 2021. Hal ini tercermin dari capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan Januari 2021 yang berada di level 52,2 atau lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 51,3.

Peningkatan PMI manufaktur Indonesia pada Januari itu merupakan bentuk nyata terhadap pemulihan sektor industri di tengah terpaan dampak pandemi Covid-19 serta wujud dari ekspansifnya sektor manufaktur. 

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim usaha yang kondusif sekaligus mengakselerasi penerapan berbagai program pemulihan ekonomi nasional dari imbas pandemi Covid-19.  

“Secara pribadi, saya sangat berterima kasih kepada para pelaku industri yang tetap optimis di masa sulit ini. Kami akan semaksimal mungkin menjaga tren positif ini,” kata Agus dalam siaran persnya,  di Jakarta, Senin (1/2/2021).

Dikatakannya, selama empat bulan terakhir ini, PMI manufaktur Indonesia terus melonjak, ini merupakan rekor. Selain itu, peningkatan PMI manufaktur Indonesia pada Januari 2021 merupakan yang paling cepat selama 6,5 tahun terakhir dan yang paling besar sejak survei dimulai pada April 2011. 

“Di tengah masa-masa sulit ini, kenaikan selama empat bulan berturut-turut ini, menunjukkan bahwa rebound-nya ekonomi Indonesia akan semakin cepat,” ungkap Menperin.

Direktur Ekonomi di IHS Markit Andrew Harker menyampaikan, sektor manufaktur Indonesia masih dalam jalur pemulihan pada awal tahun 2021, dengan pertumbuhan output dan pesanan baru di antara yang terbaik dalam survei selama satu dekade ini. 

“Tren ini memberikan dorongan kepercayaan lebih lanjut, yang paling tinggi dalam empat tahun pada awal tahun,” ujarnya.

Kenaikan PMI manufaktur Indonesia pada Januari 2021 melampaui capaian PMI manufaktur Vietnam (51,3), kemudian Thailand (49,0), dan Malaysia (48,9). Sementara itu, PMI manufaktur ASEAN pada awal tahun ini berada di level 51,4. Bahkan, PMI manufaktur China mengalami penurunan ke titik 51,3 dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,9.

Kinerja gemilang dari sektor industri manufaktur di tanah air, juga tampak pada kontribusinya paling besar terhadap nilai ekspor nasional. Pada periode Januari-Desember 2020, industri pengolahan mampu mencatatkan nilai ekspor sebesar US$131,13 miliar atau naik 2,95% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

“Dengan capaian nilai US$131,13 miliar tersebut, sektor industri menyumbang dominan hingga 80,30 persen dari total nilai ekspor nasional yang mencapai US$163,30 miliar pada tahun 2020,” sebut Agus. 

Kinerja positif ini membuat neraca perdagangan sektor manufaktur sepanjang tahun 2020 menjadi surplus US$14,17 miliar.

Menperin juga mengemukakan, realisasi penanaman modal sektor industri di tanah air tumbuh 26%, dari tahun 2019 yang mencapai Rp216 triliun menjadi Rp272,9 triliun pada 2020. 

“Kami memberikan apresiasi kepada pelaku industri atas komitmennya merealisasikan investasinya di Indonesia,” ujarnya.

Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada Januari-Desember 2020, sektor industri menggelontorkan dananya sebesar Rp272,9 triliun atau menyumbang 33% dari total nilai investasi nasional yang mencapai Rp826,3 triliun. 

Hasilnya, realisasi investasi secara nasional pada tahun lalu melampaui target yang dipatok sebesar Rp817,2 triliun atau menembus 101,1%.* (desi)